Albert Camus: “When the Soul Suffers Too Much, It Develops a Taste for Misfortune”
- Cuplikan layar
Camus tidak romantis terhadap penderitaan. Ia tidak memuliakannya, tetapi ia mengakuinya sebagai bagian dari kehidupan. Dan lebih dari itu, ia menyatakan bahwa kita tetap memiliki pilihan. Kita bisa tetap manusiawi, bahkan ketika dunia tidak.
Penutup: Melampaui Penderitaan
Jiwa manusia memang rapuh. Ia bisa hancur, retak, dan berubah bentuk oleh penderitaan. Tapi jiwa juga memiliki daya lenting luar biasa. Ia bisa sembuh. Ia bisa tumbuh. Ia bisa belajar mengenali keindahan tanpa rasa takut. Ia bisa mencintai kehidupan, bahkan setelah berkali-kali dikecewakan olehnya.
Pernyataan Albert Camus bukanlah ajakan untuk menikmati penderitaan. Tapi peringatan bahwa kita — sebagai manusia — rentan untuk terjebak dalam siklus rasa sakit. Dan hanya dengan kesadaran, kita bisa melampaui itu.
Karena pada akhirnya, hidup terlalu berharga untuk dihabiskan dalam luka yang sama.