Albert Camus: “Kemajuan Sejati Terletak pada Keberanian Mengakui Kesalahan Sendiri”
- Cuplikan layar
"The only real progress lies in learning to be wrong all alone."
— Albert Camus
Jakarta, WISATA - Kutipan ini mungkin terdengar sederhana, namun jika direnungkan lebih dalam, ia menyimpan kearifan eksistensial yang sangat kuat. Bagi Albert Camus, filsuf dan penulis Prancis pemenang Nobel Sastra, kemajuan bukan tentang pencapaian lahiriah atau kekuasaan, tetapi tentang keberanian personal — mengakui kesalahan seorang diri, tanpa perlu pengakuan atau pembenaran dari orang lain.
Camus mengajak kita untuk memaknai kemajuan secara lebih jujur dan manusiawi: bukan dengan membuktikan bahwa kita selalu benar, melainkan dengan menyadari bahwa kita bisa salah, dan bahwa kesalahan itu bagian penting dari proses menjadi dewasa — baik secara pribadi maupun sebagai masyarakat.
Mengapa Mengakui Kesalahan Itu Sulit?
Kita hidup di tengah budaya yang sangat menekankan pada kesempurnaan. Di sekolah, kita diajarkan bahwa kesalahan adalah kegagalan. Di media sosial, kesalahan bisa berarti hukuman sosial atau bahkan pembatalan (“cancel culture”). Akibatnya, banyak orang tumbuh dengan ketakutan untuk terlihat lemah atau salah.
Namun justru dalam ketakutan itulah manusia berhenti bertumbuh. Karena tanpa kesalahan, tidak ada pelajaran. Tanpa pelajaran, tidak ada kemajuan.
Camus memahami bahwa dalam kehidupan nyata, kemajuan bukan soal selalu menang atau selalu benar. Justru, kemajuan lahir dari kesediaan untuk melihat ke dalam diri, mengakui kekeliruan, dan memperbaikinya — bahkan ketika tak ada yang melihat.