Apa Kata Neurosains tentang Stoikisme? Bukti Ilmiah di Balik Keteguhan Emosi ala Filsuf Kuno
Kamis, 17 April 2025 - 01:22 WIB
Sumber :
- Cuplikan Layar
Banyak orang mengaitkan mindfulness hanya dengan Buddhisme. Padahal, Stoikisme juga melatih mindfulness dengan cara:
- Merenungi peristiwa yang terjadi setiap hari (refleksi harian),
- Fokus pada momen sekarang (Marcus Aurelius sering menulis: “Ingat, kamu hanya hidup saat ini.”),
- Menyadari pikiran dan menggantinya dengan respons rasional.
Neurosains telah membuktikan bahwa mindfulness memperkuat konektivitas otak, memperlambat penuaan kognitif, dan menurunkan risiko depresi.
Kesimpulan: Stoikisme Didukung Sains
Baca Juga :
Marcus Aurelius: Hidup Itu Singkat, Maka Buahnya Haruslah Karakter Baik dan Tindakan untuk Kebaikan Bersama
Dari aktivasi prefrontal cortex, kontrol terhadap amigdala, efek CBT, hingga regulasi hormon stres, neurosains modern menunjukkan bahwa Stoikisme bukan hanya ajaran filsafat kuno, tetapi juga merupakan pendekatan ilmiah yang sangat relevan untuk kesehatan mental di era modern.
Bahkan, banyak psikolog dan terapis kini menyisipkan elemen Stoik dalam program terapi mereka.
Baca Juga :
“Diam Adalah Kekuatan, Bukan Kelemahan”: Makna Mendalam dari Filsafat Ryan Holiday di Era yang Berisik
Penutup
Halaman Selanjutnya
Bagi Anda yang sedang mencari ketenangan pikiran, pengendalian emosi, dan cara menghadapi hidup tanpa panik, Stoikisme—dengan dukungan neurosains—bisa menjadi salah satu “senjata hidup” terbaik.