Marcus Aurelius: Hidup Itu Singkat, Maka Buahnya Haruslah Karakter Baik dan Tindakan untuk Kebaikan Bersama
- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA — “Life is short — the fruit of this life is a good character and acts for the common good.” Kalimat penuh makna ini berasal dari Marcus Aurelius, seorang filsuf Stoik yang juga merupakan Kaisar Romawi. Meski ditulis lebih dari 1800 tahun lalu, kutipan ini masih terasa sangat relevan dengan dinamika kehidupan kita saat ini—baik secara pribadi maupun dalam konteks sosial dan profesional.
Marcus mengingatkan kita tentang dua hal penting: pertama, hidup itu singkat; kedua, karena hidup itu singkat, maka satu-satunya ‘buah’ atau hasil yang pantas ditinggalkan adalah karakter yang baik dan tindakan yang memberi manfaat bagi orang lain. Sebuah pesan yang sederhana, namun mendalam dan mendesak untuk direnungkan di tengah dunia yang semakin sibuk dan terpecah belah.
Makna Hidup yang Singkat
Setiap hari kita berhadapan dengan berbagai aktivitas, tuntutan pekerjaan, tekanan sosial, dan ekspektasi pribadi. Dalam rutinitas itu, kita sering kali lupa bahwa waktu berjalan cepat, bahkan terlalu cepat. Hidup, sebagaimana dikatakan Marcus, bukanlah sesuatu yang panjang dan tak terbatas. Ia terbatas, dan karena itu sangat berharga.
Banyak orang hidup seolah-olah waktu tidak akan pernah habis. Padahal kenyataannya, kita tidak tahu apakah esok masih akan datang. Ketika kesadaran ini meresap, kita pun mulai mempertanyakan: Apa yang sebenarnya penting? Apa warisan terbaik yang bisa kita tinggalkan?
Karakter Baik Sebagai Warisan
Marcus Aurelius menekankan bahwa karakter yang baik adalah salah satu buah kehidupan yang sejati. Karakter bukanlah sesuatu yang diwariskan, tapi dibentuk melalui kebiasaan, pilihan, dan tindakan sehari-hari. Karakter baik bukan soal pencitraan, tetapi tentang integritas yang dibangun dari dalam.