René Descartes: Filsuf Abad ke-17 yang Tetap Relevan di Era Digital
- Image Creator/Handoko
Malang, WISATA – Meskipun hidup pada abad ke-17, pemikiran René Descartes—filsuf dan ilmuwan asal Prancis—terbukti tak lekang oleh zaman. Dikenal luas sebagai Bapak Filsafat Modern, warisannya masih terasa kuat hingga saat ini, terutama dalam dunia digital yang kompleks, cepat, dan penuh informasi. Pandangan rasionalis Descartes, yang mengedepankan logika, akal sehat, dan keraguan metodologis, menjadi semakin relevan di tengah lautan data, algoritma, dan kecerdasan buatan.
Jejak Descartes: Logika di Tengah Keterhubungan Digital
Frasa legendaris Descartes, “Cogito, ergo sum”—“Aku berpikir, maka aku ada”—menjadi penanda dimulainya filsafat modern berbasis akal. Di era digital saat ini, prinsip ini bisa dibaca ulang sebagai “Aku berpikir, maka aku kritis di tengah informasi yang berlimpah.”
Ketika kita berhadapan dengan berita palsu, teori konspirasi, manipulasi algoritma, hingga propaganda digital, kemampuan untuk berpikir secara logis dan skeptis seperti yang diajarkan Descartes menjadi senjata utama. Dunia maya menuntut kita untuk:
- Tidak mudah percaya
- Menilai sumber informasi secara objektif
- Melatih nalar dan intuisi digital
Inilah saatnya prinsip-prinsip Cartesian dihidupkan kembali sebagai dasar literasi digital.