Marcus Aurelius: Hidup Itu Singkat, Maka Buahnya Haruslah Karakter Baik dan Tindakan untuk Kebaikan Bersama
- Cuplikan layar
Dalam Stoisisme, karakter seseorang adalah hal terpenting yang bisa dimiliki. Segala sesuatu di luar diri kita—kekayaan, reputasi, jabatan—adalah hal yang tidak bisa kita kendalikan sepenuhnya. Tapi karakter? Itulah wilayah yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab kita.
Karakter yang kuat ditunjukkan lewat ketekunan menghadapi kesulitan, kejujuran dalam bertindak, keberanian menyuarakan kebenaran, serta pengendalian diri dalam menghadapi godaan. Karakter baik membuat seseorang dihormati bukan karena penampilan luar, melainkan karena prinsip yang ia pegang.
Bertindak Demi Kebaikan Bersama
Lebih dari sekadar memperbaiki diri sendiri, Marcus Aurelius juga menekankan pentingnya bertindak demi kebaikan bersama. Hidup yang baik bukan hanya tentang pencapaian pribadi, tetapi juga tentang kontribusi terhadap orang lain—masyarakat, komunitas, bahkan dunia.
Tindakan yang memberi manfaat kepada sesama mencerminkan kesadaran bahwa kita hidup dalam jejaring yang saling terhubung. Dalam konteks Indonesia modern, ini berarti bersikap adil di tempat kerja, jujur dalam berbisnis, peduli terhadap lingkungan, dan aktif berkontribusi dalam kehidupan sosial.
Semangat ini pula yang menjadi landasan dari berbagai gerakan teknologi dan inovasi sosial di Indonesia hari ini. Inovasi bukanlah hanya soal kecanggihan produk, tetapi juga tentang bagaimana teknologi bisa membawa manfaat luas: mempermudah hidup, membuka lapangan kerja, mempercepat akses pendidikan, atau meningkatkan efisiensi pelayanan publik.
Stoisisme dan Zaman Modern