Seneca: Tak Ada yang Lebih Mulia daripada Hati yang Penuh Rasa Syukur
- Image Creator Bing/Handoko
Malang, WISATA - “Nothing is more honorable than a grateful heart.”
Ketika dunia terus mengajarkan kita untuk mengejar lebih banyak—lebih sukses, lebih kaya, lebih terkenal—Seneca, filsuf Stoik dari Romawi kuno, justru mengingatkan kita untuk menengok ke dalam dan bertanya: sudahkah aku bersyukur?
Menurut Seneca, tidak ada sesuatu pun yang lebih mulia, lebih terhormat, dan lebih pantas dibanggakan daripada hati yang tahu berterima kasih. Sebab dalam rasa syukur, terdapat kekuatan untuk menenangkan jiwa, menguatkan pikiran, dan memaknai hidup, bahkan ketika keadaan tidak sempurna.
Syukur Bukan Sekadar Ucapan, Tetapi Kualitas Jiwa
Rasa syukur sejati bukan hanya soal mengucapkan “terima kasih” saat menerima sesuatu. Ia adalah cara pandang hidup. Orang yang bersyukur tidak melihat hidup dari apa yang kurang, tetapi dari apa yang sudah ada. Ia mampu menemukan cahaya bahkan di tengah kesulitan.
Seneca percaya bahwa hati yang bersyukur adalah lambang kehormatan manusia sejati. Karena orang seperti itu tidak mudah dikendalikan oleh iri hati, keserakahan, atau kesombongan. Ia rendah hati, bijak, dan damai.
Mengapa Hati yang Bersyukur Itu Mulia?