Sun Tzu: Seni Perang adalah Urusan Hidup dan Mati yang Tak Boleh Diabaikan oleh Negara

Sun Tzu (sekitar 544–496 SM)
Sumber :
  • Cuplikan layar

Hari ini, peperangan tidak selalu berupa pertempuran bersenjata. Perang informasi, perang siber, dan perang ideologi justru menjadi bentuk ancaman nyata yang merusak dari dalam. Maka seni perang yang dimaksud Sun Tzu kini harus dimaknai dalam konteks kekinian—mencakup pertahanan digital, kecerdasan buatan, dan kontrol narasi publik di media sosial.

Sun Tzu: Hasil Besar Bisa Dicapai dengan Kekuatan Kecil

Ketika Sun Tzu mengatakan bahwa seni perang adalah urusan hidup dan mati, ia tidak membatasi maknanya pada medan pertempuran. Di era digital ini, pertempuran bisa terjadi di ruang maya, di pasar global, bahkan dalam arus informasi yang menyasar emosi rakyat.

Penutup: Jangan Pernah Abaikan Strategi

Sun Tzu: Lima Cacat Berbahaya dalam Kepemimpinan Seorang Jenderal

Sun Tzu menutup kutipannya dengan peringatan bahwa seni perang adalah subjek yang sama sekali tidak boleh diabaikan. Ini adalah pesan langsung kepada para pemimpin: jika ingin negaranya selamat, stabil, dan berdaulat, maka strategi pertahanan dan kesiapsiagaan nasional harus menjadi prioritas utama.

Indonesia yang sedang bergerak menuju era digital, pertumbuhan ekonomi, dan posisi strategis di dunia global harus menempatkan prinsip ini sebagai pondasi dalam menyusun kebijakan nasional. Sebab seperti kata Sun Tzu, pilihan kita hari ini akan menentukan apakah kita akan menuju keselamatan atau kehancuran.

Sun Tzu: Penghargaan atas Jasa Baik Tidak Boleh Ditunda Sehari pun