Sun Tzu: Lima Cacat Berbahaya dalam Kepemimpinan Seorang Jenderal

Sun Tzu (sekitar 544–496 SM)
Sumber :
  • Cuplikan layar

"There are five dangerous faults which may affect a general:
(1) Recklessness, which leads to destruction;
(2) Cowardice, which leads to capture;
(3) A hasty temper, which can be provoked by insults;
(4) A delicacy of honor which is sensitive to shame;
(5) Over-solicitude for his men, which exposes him to worry and trouble."

Sun Tzu, The Art of War

Ryan Holiday: “Jangan Terburu-Buru. Diam, Dengarkan, dan Pahami” – Kekuatan Kesabaran di Dunia yang Serba Cepat

Malang, WISATA - Dalam karyanya yang legendaris, The Art of War, Sun Tzu tak hanya membahas strategi militer, tetapi juga mengupas mendalam sifat-sifat manusia, khususnya yang menjadi pemimpin. Salah satu bagian penting adalah peringatannya tentang lima cacat berbahaya yang bisa menghancurkan seorang jenderal—dan secara lebih luas, pemimpin dalam konteks apa pun.

Lima kelemahan ini sangat relevan di era modern. Pemimpin bisnis, pejabat negara, hingga kepala rumah tangga dapat belajar banyak dari filosofi Sun Tzu agar tidak terjebak dalam jebakan mental dan emosional yang merusak kepemimpinan mereka.

Ryan Holiday: “Pikiran yang Tenang adalah Landasan Keputusan yang Bijak” – Seni Mengambil Keputusan

1. Recklessness (Kecerobohan): Jalan Menuju Kehancuran

Pemimpin yang sembrono, mengambil keputusan tanpa pertimbangan matang, berisiko besar menghancurkan tim atau organisasinya. Dalam konteks perang, ini berarti kehilangan nyawa. Dalam bisnis, bisa berarti kebangkrutan. Di politik, bisa berarti hilangnya kepercayaan rakyat.

Kepemimpinan Bukan Tentang Dunia Sempurna, Tapi Tentang Bekerja Cerdas dengan Kenyataan

Sun Tzu menekankan bahwa keberanian harus disertai perhitungan. Bertindak tanpa strategi adalah bunuh diri.

2. Cowardice (Kepengecutan): Mengantar Diri pada Penangkapan

Halaman Selanjutnya
img_title