Resep Tertua di Dunia Berasal dari Irak dan Mengandung Bahan Aneh yang Mungkin Tidak Disukai Orang
- Instagram/yalebabyloniancollection
Pembuatan makanan adalah salah satu teknologi yang tidak terdeteksi. Pada sebagian besar sejarah, resep diwariskan dari generasi ke generasi, paling sering melalui wanita, sehingga para arkeolog tidak percaya bahwa resep tertulis dari era Mesopotamia benar-benar ada.
Pada tahun 1980-an, arkeolog Jean Bottéro mengonfirmasi bahwa prasasti Babilonia sebenarnya adalah resep. Namun, ia menyatakan makanan yang dijelaskan pada prasasti tersebut tidak dapat dimakan. Baru pada saat itu resep-resep tersebut ditinjau ulang.
Tim interdisipliner di Harvard pernah menerjemahkan dan membuat ulang resep-resep tersebut. Namun banyak tablet yang rusak, sehingga sulit dibaca. Meskipun beberapa bahan penting pada tablet tersebut tidak dapat diterjemahkan, tim dapat mengisi kekosongan untuk merekonstruksi makanan kuno tersebut.
Mereka menemukan bahwa tablet tersebut berisi petunjuk untuk membuat kaldu, pai berisi burung penyanyi, gandum hijau, 25 jenis semur vegetarian berbahan dasar daging dan sejenis mamalia kecil yang dimasak. Dalam banyak hal, resep tersebut menyerupai makanan modern dari Irak, dengan bahan-bahan seperti domba dan daun ketumbar. Namun, resep tersebut juga menyertakan beberapa bahan yang mungkin tidak disukai sebagian orang, seperti darah dan hewan pengerat yang dimasak.
Meskipun satu tablet berisi instruksi yang lebih rinci dengan takaran, banyak resep Babilonia yang tidak terlalu mirip dengan resep terperinci yang biasa kita baca saat ini. Salah satunya berbunyi, "Daging digunakan. Anda menyiapkan air. Anda menambahkan garam halus, kue jelai kering, bawang merah, bawang merah Persia dan susu. Anda menghancurkan dan menambahkan daun bawang dan bawang putih."
Tablet ini merupakan resep tertua yang diketahui dan tidak ada lagi resep yang diketahui muncul setelahnya dalam kurun waktu yang lama.
Mempelajari resep kuno seperti ini membantu kita lebih menghargai makanan kita sendiri dan menyoroti relevansi budaya makanan sepanjang sejarah manusia.