Seneca: Belajarlah Sambil Mengajar, Berkembang Bersama Orang-Orang yang Memperbaiki Hidupmu
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA — Filsuf Stoik Romawi, Lucius Annaeus Seneca, pernah menyampaikan pesan mendalam tentang pertumbuhan diri dan pergaulan yang membentuk karakter: “Withdraw into yourself, as far as you can. Associate with those who will make a better man of you. Welcome those whom you yourself can improve. The process is mutual; for men learn while they teach.” Jika diterjemahkan, maknanya adalah: “Tariklah dirimu ke dalam sejauh yang kau mampu. Bergaullah dengan orang-orang yang dapat membuatmu menjadi pribadi yang lebih baik. Sambutlah mereka yang bisa kamu perbaiki. Proses ini saling menguntungkan; sebab manusia belajar saat mereka mengajar.”
Ungkapan ini mengandung dua pilar utama Stoikisme: introspeksi dan komunitas yang sehat. Dalam dunia yang semakin bising dan penuh distraksi, Seneca mengajak kita untuk menengok ke dalam, mengenali diri, mengukur kembali arah hidup, serta menemukan kekuatan dari ketenangan batin. Menarik diri dari keramaian bukan berarti mengasingkan diri, tetapi memberi ruang untuk refleksi dan penyadaran diri yang jujur.
Namun refleksi saja tidak cukup. Seneca menekankan pentingnya memilih lingkungan sosial yang tepat. Manusia tumbuh bukan hanya dari buku dan pengalaman pribadi, tetapi juga dari hubungan dengan orang lain. Pergaulan yang sehat dan bermakna memungkinkan kita berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Bertemanlah dengan mereka yang dapat menginspirasi, mendorong, dan menantang Anda untuk terus memperbaiki diri. Dalam waktu yang sama, bukalah diri kepada mereka yang bisa Anda bantu tumbuh. Sebab, dalam membantu orang lain menjadi lebih baik, kita juga sedang membentuk versi terbaik dari diri sendiri.
Pesan Seneca juga sangat relevan bagi dunia pendidikan dan kepemimpinan masa kini. Dalam banyak studi modern, konsep learning by teaching atau belajar melalui mengajar terbukti efektif dalam memperkuat pemahaman dan empati. Mengajarkan sesuatu membuat kita menguasainya lebih dalam, sekaligus memahami perspektif orang lain.
Dalam kehidupan profesional pun, prinsip ini berlaku. Pemimpin hebat bukan hanya mereka yang memberikan arahan, tapi juga mereka yang mau belajar dari tim, berbagi pengetahuan, dan tumbuh bersama dalam proses. Dalam lingkungan kerja kolaboratif, siapa pun bisa menjadi pengajar sekaligus murid—sebuah siklus yang menghidupkan inovasi dan meningkatkan kualitas hubungan antarindividu.
Seneca menyadarkan kita bahwa perjalanan menjadi manusia yang lebih baik bukanlah usaha soliter, melainkan usaha kolektif. Kita belajar melalui refleksi pribadi, tetapi juga berkembang melalui interaksi sosial yang penuh nilai. Tidak ada batas waktu untuk menjadi lebih baik, dan tidak ada batasan peran untuk saling memperkaya satu sama lain.
Dengan demikian, bijaklah dalam memilih dengan siapa Anda menghabiskan waktu. Dekatkan diri pada mereka yang memperkuat prinsip, menantang kemalasan, dan mendukung pertumbuhan Anda. Di sisi lain, jadilah pribadi yang memberi pengaruh positif bagi orang lain. Sebab seperti kata Seneca, “Manusia belajar saat mereka mengajar.”