Epikuros: Kaya Bukan Soal Kepemilikan, Tapi Soal Kebutuhan yang Sedikit
- Image Creator Grok/Handoko
“Bukan orang yang memiliki paling banyak yang paling kaya, tetapi orang yang paling sedikit membutuhkannya.”
— Epikuros
Jakarta, WISATA - Dalam dunia modern yang begitu terobsesi pada pencapaian materi dan status sosial, kutipan ini terdengar seperti tamparan yang membangunkan. Pernyataan bijak dari Epikuros, filsuf Yunani kuno, menantang paradigma umum tentang kekayaan. Bagi Epikuros, kekayaan sejati bukan tentang berapa banyak yang dimiliki seseorang, melainkan tentang kemampuan untuk merasa cukup dan puas dengan sedikit.
Pandangan ini tidak hanya filosofis, tapi juga sangat relevan untuk kondisi psikologis dan sosial masyarakat masa kini yang sering terjebak dalam siklus keinginan tak berujung.
Siapa Itu Epikuros?
Epikuros (341–270 SM) adalah filsuf yang mendirikan aliran Epikurianisme di Athena, sekitar tahun 306 SM. Dalam sejarah filsafat, ia dikenal sebagai tokoh yang mengajarkan bahwa tujuan hidup manusia adalah mencapai kebahagiaan melalui pencapaian ketenangan batin (ataraxia) dan terbebas dari rasa sakit (aponia).
Ia menekankan bahwa untuk hidup bahagia, manusia harus menghindari penderitaan yang tidak perlu, termasuk dari keinginan yang berlebihan dan ketakutan akan hal-hal yang tidak perlu ditakuti, seperti kematian dan intervensi dewa.
Arti Kekayaan Menurut Epikuros