Ketidakadilan Dimulai Saat Seseorang Mengutamakan Kepentingan Diri Sendiri – Plato dan Akar Ketidakadilan

Socrates dan Plato
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Dalam pemikiran Plato, ketidakadilan bukan hanya soal perbedaan status sosial atau pembagian kekayaan yang tidak merata. Bagi Plato, ketidakadilan berakar dari sikap egoisme yang mementingkan kepentingan diri sendiri, yang kemudian melahirkan ketegangan dan konflik dalam masyarakat. Pemikiran ini tercermin dalam karya-karyanya yang paling terkenal, seperti The Republic dan The Laws, di mana Plato menyoroti pentingnya keadilan sebagai landasan bagi keharmonisan sosial.

Plato: “Pendapat Mayoritas Tidak Selalu Mencerminkan Kebenaran”

Egoisme dan Ketidakadilan

Plato mengajarkan bahwa masyarakat yang adil hanya dapat terwujud ketika setiap individu mampu menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Ketika seseorang hanya fokus pada dirinya sendiri—mencari keuntungan atau kenyamanan tanpa memperhatikan dampaknya pada orang lain—maka ketidakadilan mulai muncul. Ini adalah inti dari pandangan Plato tentang bagaimana egoisme menciptakan ketidakadilan dalam kehidupan sosial.

Plato: “Pemikiran Tanpa Pembelajaran adalah Kosong; Pembelajaran Tanpa Pemikiran adalah Berbahaya”

Sebagai contoh, dalam The Republic, Plato mengilustrasikan sebuah kota ideal di mana setiap kelas masyarakat memiliki peran yang sesuai dengan kemampuan dan kontribusinya terhadap kesejahteraan umum. Ketika individu atau kelompok memaksakan kehendaknya untuk mendapatkan lebih dari yang seharusnya, maka keharmonisan sosial akan terganggu. Egoisme inilah yang akhirnya menjadi akar ketidakadilan yang memicu konflik, baik dalam hubungan pribadi maupun dalam skala masyarakat.

Keadilan dan Pembagian Peran dalam Masyarakat

Plato dan Al-Farabi: Dua Pilar Pemikir Negara Ideal

Konsep keadilan menurut Plato tidak sekadar terbatas pada pembagian kekayaan atau sumber daya secara merata. Sebaliknya, keadilan adalah tentang setiap individu menjalani perannya sesuai dengan kemampuan dan potensi mereka. Dalam The Republic, Plato menggambarkan sebuah masyarakat di mana individu yang berbeda kapasitasnya—apakah itu sebagai penguasa, penjaga, atau produsen—mendapatkan apa yang seharusnya sesuai dengan peran mereka. Keadilan, bagi Plato, tercapai ketika setiap orang menjalani fungsi yang sesuai dengan kemampuannya tanpa mencoba mengubah tatanan yang sudah ada demi keuntungan pribadi.

Egoisme dan Masyarakat Modern

Halaman Selanjutnya
img_title