Plato: “Pendapat Mayoritas Tidak Selalu Mencerminkan Kebenaran”

Plato Fisuf Yunani Kuno
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Plato, salah satu pemikir besar dari era Yunani Kuno, dikenal sebagai filsuf yang menentang pandangan umum apabila tidak selaras dengan akal dan keadilan. Dalam banyak karyanya, terutama dalam Apologia dan Republic, ia mengingatkan kita tentang bahayanya mengikuti arus mayoritas secara buta. Salah satu kutipan yang mencerminkan pesan ini adalah:

Sampai Kapan Kamu Menunggu untuk Menuntut yang Terbaik bagi Dirimu? – Seruan Epictetus untuk Bangkit dan Bertindak

Pendapat mayoritas tidak selalu mencerminkan kebenaran.”

Kutipan ini tidak sekadar peringatan filosofis, tetapi sebuah refleksi mendalam atas kondisi masyarakat yang sering terjebak dalam ilusi kebenaran kolektif. Plato menantang kita untuk berpikir lebih dalam tentang bagaimana kebenaran seharusnya ditemukan, bukan ditentukan oleh jumlah suara terbanyak.

Socrates: “Orang yang Berpikir Dia Tahu Segalanya Sebenarnya Paling Tidak Tahu” — Peringatan Keras bagi Era Digital

Mayoritas Tidak Menjamin Keputusan Benar

Dalam pandangan Plato, masyarakat demokratis sering kali membuat keputusan berdasarkan kehendak mayoritas, bukan berdasarkan pengetahuan atau kebijaksanaan. Hal ini ia anggap berbahaya, karena kebenaran sejati tidak ditentukan oleh berapa banyak orang yang mempercayainya, melainkan oleh apakah ia benar secara esensial dan rasional.

René Descartes: "Untuk Memperbaiki Dunia, Kita Harus Terlebih Dahulu Memperbaiki Diri Kita Sendiri"

Plato melihat bahwa banyak keputusan politik, sosial, bahkan hukum dibuat berdasarkan opini publik yang bisa saja dipengaruhi oleh emosi, ketidaktahuan, atau manipulasi para orator. Ia percaya bahwa hanya mereka yang terdidik dan mencintai kebijaksanaan—yang disebutnya sebagai para filsuf-raja—yang layak memimpin dan menentukan arah kebenaran dalam kehidupan masyarakat.

Antara Opini dan Pengetahuan

Halaman Selanjutnya
img_title