Stoikisme di Saat-Saat Sulit: Nasihat Bijak untuk Menerima dan Berdamai dengan Kenyataan

Epictetus Tokoh Filsafat Stoikisme
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Dalam kehidupan, tidak ada yang bisa menghindari tantangan, kesulitan, atau situasi di luar kendali. Dari kehilangan, kegagalan, hingga kekecewaan, kita semua pasti pernah menghadapi masa-masa sulit. Bagaimana kita menanggapi kesulitan ini dapat menentukan kualitas hidup kita. Salah satu filosofi yang telah terbukti selama berabad-abad untuk membantu kita menghadapi situasi tersebut adalah Stoikisme.

Siapa Zeno dari Citium? Mengapa Filosofi Stoicisme-nya Masih Menginspirasi Banyak Orang?

Stoikisme adalah filosofi hidup yang berasal dari Yunani Kuno dan berkembang pesat di Roma. Ajarannya menekankan ketabahan, pengendalian diri, dan penerimaan terhadap apa yang tidak bisa kita ubah. Dalam Stoikisme, kebahagiaan dan ketenangan batin tidak bergantung pada keadaan eksternal, melainkan pada bagaimana kita mengelola pikiran dan emosi kita. Ini adalah pendekatan yang sangat relevan untuk menghadapi masa-masa sulit.

Prinsip Utama Stoikisme dalam Menghadapi Kesulitan

Kenapa Buku-Buku Stoikisme Modern Seperti Ego Is the Enemy Meledak di Kalangan Anak Muda?

Stoikisme mengajarkan bahwa kehidupan terdiri dari dua kategori besar: hal-hal yang berada di luar kendali kita dan hal-hal yang ada di bawah kendali kita. Ketika kita fokus pada hal-hal yang dapat kita kendalikan—pikiran, tindakan, dan sikap kita—dan melepaskan kecemasan terhadap hal-hal di luar kendali kita, kita bisa mencapai kedamaian batin meskipun menghadapi situasi sulit.

Epictetus, salah satu tokoh utama Stoikisme, menyatakan bahwa “Kita tidak bisa mengendalikan peristiwa eksternal; kita hanya bisa mengendalikan cara kita menanggapinya.” Ini berarti bahwa meskipun kita tidak dapat mengendalikan apa yang terjadi di sekitar kita, kita dapat memilih bagaimana merespons situasi tersebut dengan ketenangan dan bijaksana.

Stoikisme di Era Modern: Ryan Holiday dan Tokoh Populer Mengubah Cara Kita Menjalani Hidup

Stoikisme juga mengajarkan pentingnya menerima kenyataan sebagaimana adanya. Ketika kita menerima bahwa hidup penuh dengan ketidakpastian dan tantangan, kita bisa lebih siap untuk menghadapinya tanpa merasa putus asa atau kecewa. Prinsip ini dikenal sebagai amor fati, atau "mencintai takdir." Dalam Stoikisme, ini berarti menerima segala sesuatu yang terjadi, baik maupun buruk, dengan sikap yang positif dan memahami bahwa semua hal adalah bagian dari takdir kita.

Menghadapi Kegagalan dengan Stoikisme

Halaman Selanjutnya
img_title