Mengapa Ajaran Epictetus Masih Bertahan Ribuan Tahun?
- apprendreavivre
Jakarta, WISATA - Dalam sejarah panjang filsafat dunia, tidak banyak tokoh yang ajarannya mampu bertahan dan tetap relevan melewati zaman. Salah satu yang luar biasa adalah Epictetus, seorang filsuf Stoik yang hidup pada abad pertama Masehi. Meski ia hidup sebagai budak yang dibebaskan, pemikirannya justru membebaskan banyak orang dari penderitaan batin yang tidak terlihat.
Namun, pertanyaannya: mengapa ajaran Epictetus tetap bertahan bahkan ribuan tahun setelah ia meninggal dunia? Apa yang membuat kata-katanya masih menginspirasi generasi digital yang hidup di dunia yang sangat berbeda dengan zamannya?
Mari kita telusuri jawabannya.
Ajarannya Sederhana, Tapi Mendalam
Banyak filsuf berbicara dalam bahasa yang rumit dan sulit dicerna. Namun Epictetus berbeda. Ia bicara tentang hal-hal yang sangat dekat dengan kehidupan manusia sehari-hari: bagaimana menghadapi penderitaan, bagaimana bersikap dalam menghadapi kritik, dan bagaimana menemukan ketenangan dalam dunia yang tak pasti.
Epictetus menekankan satu hal penting: fokuslah pada apa yang bisa kamu kendalikan. Baginya, kunci kedamaian batin bukan pada dunia luar, tapi pada bagaimana kita merespons dunia itu.
Di era media sosial yang penuh tekanan, di mana semua orang berlomba menunjukkan pencapaian dan membandingkan hidup, ajaran ini seperti oase. Kita diajak kembali ke diri sendiri, menenangkan pikiran, dan hidup sesuai nilai-nilai yang bermakna, bukan tuntutan dunia luar.