Cara Stoik Mengatasi Kehilangan dan Kekecewaan: Belajar dari Marcus Aurelius

Marcus Aurelius Tokoh Stoicism
Sumber :
  • playground

Malang, WISATA - Dalam kehidupan ini, kehilangan dan kekecewaan  adalah bagian yang tak terhindarkan. Namun, bagaimana kita menghadapi hal-hal tersebut dapat menentukan tingkat kedamaian dan ketenangan batin kita. Stoikisme, sebuah filosofi kuno yang populer di kalangan bangsa Romawi, memberikan pedoman yang berharga untuk menghadapi kesulitan hidup ini dengan ketenangan dan kebijaksanaan. Salah satu tokoh besar Stoikisme, Marcus Aurelius, mengajarkan cara pandang yang kuat dan mendalam tentang bagaimana seseorang dapat menghadapi kehilangan dan kekecewaan.

Kenapa Mencari Kebahagiaan Malah Membuat Kita Tidak Bahagia?

Siapa Marcus Aurelius?

Marcus Aurelius adalah salah satu Kaisar Romawi yang terkenal dan merupakan salah satu tokoh utama dalam Stoikisme. Ia memerintah dari tahun 161 hingga 180 M, dan selama masa kepemimpinannya, ia dihadapkan pada banyak tantangan, termasuk perang, wabah, dan berbagai masalah politik. Meskipun demikian, Marcus Aurelius tetap menjadi salah satu pemimpin yang paling dihormati dalam sejarah, terutama karena pandangan filosofisnya yang mendalam.

Seni Menghadapi Stres: Bagaimana Filsafat Stoik Membantu Mengendalikan Emosi

Marcus Aurelius meninggalkan warisan berupa catatan pribadinya yang dikenal sebagai Meditations. Buku ini tidak dimaksudkan untuk dipublikasikan, melainkan sebagai refleksi pribadi Marcus Aurelius tentang bagaimana ia menghadapi tantangan hidup, kehilangan, dan kekecewaan melalui lensa Stoikisme.

Pandangan Stoik tentang Kehilangan

Mengapa Stoikisme Penting? Cara Ampuh Menaklukkan Emosi Negatif

Stoikisme mengajarkan bahwa kita tidak memiliki kendali penuh atas apa yang terjadi di luar diri kita, tetapi kita memiliki kendali atas bagaimana kita bereaksi terhadap hal-hal tersebut. Dalam konteks kehilangan, Stoikisme menekankan pentingnya menerima kenyataan bahwa segala sesuatu di dunia ini bersifat sementara. Menurut Marcus Aurelius, kita harus mengingat bahwa setiap orang, setiap hubungan, dan setiap pengalaman akan berakhir pada waktunya. Dengan menyadari hal ini, kita bisa lebih siap secara emosional saat menghadapi kehilangan.

Marcus Aurelius menulis, "Kehilangan sesuatu yang tidak mungkin untuk dipertahankan bukanlah kehilangan yang sebenarnya." Ini berarti bahwa kita harus menerima ketidakpastian dalam hidup dan menyadari bahwa kehilangan adalah bagian alami dari kehidupan yang tidak dapat dihindari.

Halaman Selanjutnya
img_title