Ikigai: Mengungkap Rahasia Panjang Umur dan Kebahagiaan ala Jepang

"Ikigai: Rahasia Orang Jepang Untuk Hidup Lama dan Bahagia"
Sumber :
  • Cuplikan layar

Jakarta, WISATA – Di tengah kesibukan dunia modern yang serba cepat dan penuh tekanan, semakin banyak orang mencari jawaban atas pertanyaan mendasar: apa arti hidup? Buku "Ikigai: Rahasia Orang Jepang untuk Hidup Lama dan Bahagia" karya Héctor García dan Francesc Miralles hadir sebagai panduan yang menawarkan wawasan mendalam dari budaya Jepang dalam menemukan makna dan tujuan hidup.

“Kelilingi Dirimu dengan Orang yang Membantumu Bertumbuh” – Pelajaran Ikigai tentang Lingkungan Sosial yang Positif

Istilah ikigai berasal dari bahasa Jepang, yang secara harfiah berarti “alasan untuk hidup” atau “alasan untuk bangun setiap pagi.” Konsep ini telah menjadi bagian dari filosofi hidup masyarakat Jepang, terutama di daerah Okinawa—wilayah dengan populasi lansia tertinggi di dunia yang tetap aktif, sehat, dan bahagia hingga usia lanjut.

Ikigai dan Kunci Kehidupan yang Penuh Makna

Massimo Pigliucci Jelaskan Pentingnya Merenung tentang Kematian: Jalan Menuju Hidup yang Bermakna

Melalui riset mendalam dan wawancara langsung dengan penduduk Okinawa, penulis menyajikan bagaimana ikigai menjadi fondasi gaya hidup sehat dan penuh keseimbangan. Buku ini bukan sekadar membahas panjang umur dari segi kesehatan fisik, melainkan dari segi mental dan spiritual.

Menurut García dan Miralles, ikigai lahir dari pertemuan empat elemen utama: apa yang kita cintai (passion), apa yang dunia butuhkan (mission), apa yang bisa kita dibayar untuk melakukannya (profession), dan apa yang kita kuasai (vocation). Di titik tengah pertemuan keempat aspek inilah ikigai ditemukan.

"Bergeraklah Perlahan, dan Kau Akan Pergi Jauh" – Filosofi Ikigai untuk Hidup yang Lebih Bermakna

Tradisi Timur Bertemu Pemahaman Modern

Yang menjadikan buku ini istimewa adalah kemampuannya menjembatani filosofi Timur dengan pendekatan Barat yang logis dan praktis. Penulis menyajikan cerita-cerita pribadi, kebiasaan harian masyarakat Okinawa, hingga prinsip-prinsip seperti wabi-sabi (keindahan dalam ketidaksempurnaan), moai (komunitas dukungan sosial), dan hara hachi bu (makan sampai 80% kenyang).

Konsep-konsep ini dikemas dalam bahasa yang sederhana dan menginspirasi, sehingga pembaca dapat dengan mudah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini mengajak kita untuk memperlambat langkah, merenungkan kembali apa yang benar-benar penting, dan menemukan kebahagiaan dalam hal-hal sederhana.

Lebih dari Sekadar Buku Motivasi

Tidak seperti buku pengembangan diri pada umumnya yang bersifat normatif, Ikigai menghadirkan pendekatan yang lembut namun mendalam. Penulis tidak memaksakan formula sukses tunggal, melainkan mendorong pembaca untuk mencari jawaban dari dalam diri sendiri.

Buku ini juga menegaskan bahwa tidak ada kata terlambat untuk menemukan ikigai. Bahkan bagi mereka yang merasa terjebak dalam rutinitas membosankan atau merasa kehilangan arah hidup, masih ada harapan untuk memulai kembali dan menemukan gairah yang sesungguhnya.

Resonansi Global, Relevansi Personal

Sejak pertama kali diterbitkan, buku Ikigai telah menjadi fenomena global dan diterjemahkan ke dalam puluhan bahasa. Banyak pembaca dari berbagai budaya merasa terhubung dengan pesan yang disampaikan: bahwa kebahagiaan sejati tidak harus bergantung pada kekayaan atau status sosial, melainkan pada rasa syukur, keterhubungan dengan orang lain, dan aktivitas yang memberikan kepuasan batin.

Di Indonesia sendiri, konsep ikigai mulai populer di kalangan generasi muda, profesional, hingga para pensiunan yang mencari makna baru dalam hidup mereka. Tak sedikit pula perusahaan dan organisasi yang mulai menerapkan prinsip ini dalam budaya kerja mereka.

Ajakan untuk Mengenal Diri dan Menemukan Tujuan Hidup

Membaca buku ini seperti melakukan perjalanan introspeksi. Kita diajak untuk bertanya: Apa yang membuat kita merasa hidup? Aktivitas apa yang membuat waktu seakan berhenti? Untuk siapa kita hidup? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini bisa menjadi pintu menuju kehidupan yang lebih seimbang, bermakna, dan bahagia.

Jika kamu merasa hidupmu terasa hampa, kehilangan arah, atau sekadar ingin menjalani hari-hari dengan lebih bersemangat, maka buku Ikigai ini layak menjadi teman refleksi. Siapa tahu, jawabannya sudah lama ada di dalam dirimu sendiri, tinggal menunggu untuk ditemukan.