Menurut Massimo Pigliucci, Bahagia Bukan Berasal dari Dunia Eksternal, Tapi dari Dalam
- Cuplikan layar
Malang, WISATA — Di tengah kehidupan modern yang penuh dengan hiruk-pikuk dan tekanan sosial, kebahagiaan sering kali dianggap berasal dari hal-hal luar seperti kekayaan, popularitas, atau pencapaian materi. Namun, filsuf Stoik kontemporer Massimo Pigliucci mengingatkan kita bahwa sejatinya kebahagiaan berasal dari dalam diri sendiri, bukan dari dunia luar yang berubah-ubah. Pandangan ini relevan bagi siapa saja yang ingin menemukan kedamaian dan kebahagiaan sejati dalam kehidupan.
Kebahagiaan yang Sesungguhnya
Menurut Pigliucci, kebahagiaan bukanlah sesuatu yang bisa diperoleh dengan mengandalkan faktor eksternal yang bersifat sementara. Banyak orang mengejar harta benda, status sosial, atau pengakuan, tetapi hal-hal tersebut tidak menjamin kebahagiaan sejati.
“Nilai hidupmu tidak ditentukan oleh jumlah kekayaan, tapi oleh kualitas karaktermu,” kata Pigliucci.
Kebahagiaan sejati, menurut ajaran Stoik yang ia kembangkan secara kontemporer, berakar pada sikap batin yang positif dan kendali atas diri sendiri.
Filosofi Stoik tentang Kebahagiaan
Filsafat Stoik mengajarkan bahwa kita harus fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan—terutama pikiran dan sikap kita sendiri—dan menerima hal-hal yang berada di luar kendali dengan lapang dada. Pigliucci menegaskan bahwa hal tersebut merupakan kunci untuk meraih kebahagiaan yang stabil dan tidak bergantung pada perubahan dunia luar.