Menjadi Pemimpin yang Bijak: Inspirasi dari Marcus Aurelius
- Image Creator bing/Handoko
Pemimpin yang bijak tahu bahwa ia tidak bisa mengendalikan semua hal—pandemi, opini publik, atau dinamika pasar—tetapi ia bisa mengendalikan responsnya. Alih-alih menyalahkan keadaan, ia memilih bertindak sesuai nilai dan tujuan jangka panjang.
5. Menjaga Integritas di Segala Situasi
Di dunia yang semakin pragmatis, integritas sering kali tergerus oleh kepentingan sesaat. Marcus Aurelius memberikan teladan dengan terus menekankan pentingnya hidup sesuai prinsip.
“Waste no more time arguing about what a good man should be. Be one.”
Bagi pemimpin, konsistensi antara kata dan tindakan bukan sekadar etika, melainkan fondasi kepercayaan. Integritas adalah kompas moral yang menjaga arah saat dunia terasa kabur.
6. Keberanian Menghadapi Realitas
Pemimpin yang baik tidak menghindari kenyataan pahit, tetapi menghadapinya dengan berani. Marcus tidak menyangkal kefanaan, penderitaan, atau kegagalan. Sebaliknya, ia menerimanya sebagai bagian alami dari hidup dan kepemimpinan.