Chrysippus: “Kebajikan adalah Satu-Satunya Kebaikan Sejati; Kejar Kebajikan, Maka Kebahagiaan Akan Mengikutimu”
- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA — Di tengah masyarakat yang semakin mengejar kesuksesan material, status sosial, dan validasi digital, filsuf Stoik kuno Chrysippus dari Soli memberikan pandangan radikal namun menyegarkan: “Kebajikan adalah satu-satunya kebaikan sejati; kejar kebajikan, maka kebahagiaan akan mengikutimu.” Dalam kalimat ini, ia membalik cara pandang umum tentang arti hidup yang baik, dan menawarkan fondasi etis yang kokoh untuk menemukan makna dan ketenangan.
Siapa Chrysippus dan Apa yang Ia Ajarkan?
Chrysippus (279–206 SM) dikenal sebagai filsuf yang membentuk struktur utama dari Stoikisme—sebuah aliran filsafat yang menekankan kehidupan yang selaras dengan akal dan hukum alam (logos). Ia menekankan pentingnya logika, etika, dan fisika dalam kehidupan manusia, namun yang paling utama dari semua itu adalah kebajikan.
Dalam ajaran Stoik, kebajikan (aretē) bukan sekadar moralitas, tetapi bentuk tertinggi dari kecerdasan praktis: bagaimana kita berpikir, memilih, dan bertindak secara benar dalam situasi apa pun.
Apa Itu Kebajikan Menurut Chrysippus?
Chrysippus menganggap kebajikan sebagai satu-satunya bentuk kebaikan sejati. Ini berarti:
- Kekayaan, kesehatan, reputasi, dan kenyamanan hanyalah "indifferents" (hal netral) — mereka bisa digunakan untuk baik atau buruk, tergantung bagaimana kita menyikapinya.
- Kebajikan adalah satu-satunya hal yang benar-benar membuat seseorang bahagia, karena ia sepenuhnya bergantung pada kehendak dan akal manusia.