Marcus Aurelius: Panduan Hidup Berdasarkan Pikiran, Bukan Perasaan
- Rajkhumar
Jakarta, WISATA - Di tengah dunia modern yang semakin emosional, impulsif, dan serba cepat, kemampuan untuk berpikir jernih menjadi kian langka. Banyak keputusan dalam hidup—baik dalam karier, hubungan, maupun tindakan sehari-hari—didorong oleh emosi sesaat yang justru membawa penyesalan di kemudian hari. Di sinilah pemikiran Marcus Aurelius, sang Kaisar Romawi dan filsuf Stoik, hadir sebagai panduan penting: hiduplah dengan mengedepankan akal sehat, bukan perasaan yang meledak-ledak.
Sebagai tokoh Stoik terkemuka, Marcus Aurelius tak hanya menguasai filsafat dalam teori, tetapi ia mempraktikkannya langsung dalam kehidupannya sebagai pemimpin Kekaisaran Romawi di masa penuh gejolak. Lewat karya terkenalnya, Meditations, Marcus membagikan catatan pribadinya tentang bagaimana seharusnya manusia menjalani hidup secara bijak, seimbang, dan bermartabat.
1. Pikiran Sehat adalah Panglima dalam Hidup
Dalam salah satu kutipannya yang terkenal, Marcus menulis:
"The happiness of your life depends upon the quality of your thoughts."
(Kebahagiaan hidupmu bergantung pada kualitas pikiranmu.)
Bagi Marcus, akal adalah alat utama manusia dalam memahami realitas dan menentukan arah hidup. Emosi seperti marah, iri, takut, atau senang hanyalah reaksi sesaat yang sering kali menyesatkan. Dengan melatih diri untuk berpikir jernih, objektif, dan tenang, seseorang bisa membuat keputusan yang lebih bijak dan terhindar dari drama yang tidak perlu.