Epictetus: Kita Tidak Bisa Lari dari Kematian, Tapi Bisa Lari dari Ketakutannya
- Cuplikan layar
Poin utama dari kutipan Epictetus ini adalah bahwa kita selalu punya pilihan. Bukan soal apakah kita akan mati—itu pasti—tetapi soal bagaimana kita akan mati. Kita bisa memilih untuk mati dalam ketakutan, atau kita bisa memilih untuk mati dengan keberanian dan ketenangan batin.
Ini bukan ajakan untuk pasrah atau putus asa. Sebaliknya, ini adalah seruan untuk membebaskan diri dari ketakutan yang tidak perlu. Ketika kita tidak lagi takut mati, kita justru bisa hidup lebih bebas dan berani. Kita bisa melakukan hal-hal penting tanpa terus-menerus dihantui oleh ketakutan yang tidak produktif.
Hidup Lebih Bermakna dengan Mengingat Kematian
Menariknya, banyak ajaran filsafat dan spiritualitas di berbagai budaya juga mengajarkan pentingnya “mengingat kematian” (memento mori). Tujuannya bukan untuk membuat kita takut, tetapi agar kita menghargai setiap momen kehidupan. Ketika kita sadar bahwa hidup ini terbatas, kita akan lebih bijak dalam memilih—baik dalam pekerjaan, hubungan, maupun waktu luang.
Epictetus percaya bahwa kesadaran akan kematian justru bisa membuat hidup lebih bermakna. Kita menjadi lebih fokus, lebih penuh syukur, dan lebih siap menghadapi kenyataan, termasuk kenyataan yang paling pasti: kematian itu sendiri.
Inspirasi untuk Kehidupan Modern
Dalam dunia modern yang serba cepat, penuh tekanan, dan sering kali dangkal, ajaran Epictetus ini sangat relevan. Kita terlalu sibuk mengejar “lebih”—lebih sukses, lebih kaya, lebih terkenal—hingga lupa bahwa semua itu akan berakhir.