Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Epictetus? Ini Penjelasan Massimo Pigliucci
- Cuplikan layar
Malang, WISATA — Epictetus, seorang filsuf Stoik yang hidup pada abad ke-1 Masehi, dikenal sebagai salah satu tokoh utama dalam aliran filsafat Stoik yang memberikan banyak pelajaran berharga untuk kehidupan manusia. Melalui karya-karya dan pemikirannya, Epictetus mengajarkan bagaimana kita dapat mengendalikan pikiran dan emosi demi mencapai ketenangan batin. Massimo Pigliucci, filsuf kontemporer yang banyak mengembangkan dan menginterpretasikan Stoisisme modern, memberikan penjelasan mendalam mengenai ajaran Epictetus dan relevansinya di zaman sekarang.
Filosofi Epictetus dalam Pandangan Pigliucci
Menurut Pigliucci, inti dari filosofi Epictetus adalah “dikotomi kendali” atau pemisahan antara hal-hal yang berada dalam kendali kita dan hal-hal yang tidak. Epictetus menegaskan bahwa kebahagiaan dan kedamaian batin hanya bisa diraih jika kita menerima dengan lapang dada apa yang berada di luar kendali kita dan fokus mengelola apa yang bisa kita kendalikan, yaitu sikap, pikiran, dan tindakan kita.
Pigliucci menekankan bahwa konsep ini sangat relevan di era modern, di mana tekanan dan stres sering kali datang dari faktor eksternal yang tak bisa kita ubah. Dengan mengikuti ajaran Epictetus, kita belajar untuk mengalihkan fokus dari hal-hal yang menyebabkan kecemasan dan mengambil tanggung jawab penuh atas reaksi kita sendiri.
Belajar Menerima Realitas dengan Bijak
Epictetus mengajarkan bahwa kebebasan sejati terletak pada kemampuan menerima kenyataan tanpa penolakan atau pemberontakan yang sia-sia. Dalam pandangan Pigliucci, sikap menerima bukan berarti pasrah tanpa berbuat apa-apa, melainkan sikap bijak yang membedakan antara usaha yang efektif dan hal-hal yang memang tidak bisa kita ubah.
Pigliucci menyebutkan, “Dengan memahami batas kendali kita, kita bisa lebih fokus dalam mengelola pikiran dan perasaan, sehingga bisa hidup dengan ketenangan dan kebijaksanaan.”