“Jangan Biarkan Emosi Mengendalikanmu” – Pelajaran Penting dari Stoikisme ala Ryan Holiday

Ryan Holiday
Sumber :
  • Cuplikan Layar

Jakarta, WISATA – Dalam dunia yang serba cepat dan penuh tekanan, emosi sering kali mengambil alih kendali. Amarah, ketakutan, kecemasan, dan kegembiraan yang berlebihan bisa memengaruhi keputusan kita, bahkan merusak relasi dan reputasi. Namun menurut Ryan Holiday, penulis buku-buku best-seller seperti The Obstacle Is the Way, Ego Is the Enemy, dan Stillness Is the Key, kunci kehidupan yang bermakna justru terletak pada kemampuan untuk tidak dikendalikan oleh emosi.

Chrysippus: “Kebajikan adalah Satu-Satunya Kebaikan Sejati; Kejar Kebajikan, Maka Kebahagiaan Akan Mengikutimu”

Holiday, yang dikenal sebagai juru bicara modern Stoikisme, mengingatkan bahwa emosi adalah bagian alami dari manusia, tetapi tidak seharusnya menjadi pengemudi hidup kita. Dalam filosofi Stoik, emosi diakui tetapi tidak diberi kekuasaan untuk mengendalikan keputusan dan tindakan. Ini adalah pelajaran yang semakin relevan di era media sosial, politik panas, dan tekanan hidup modern.

Emosi Adalah Sinyal, Bukan Perintah

Chrysippus: “Pengendalian Diri adalah Kunci untuk Meraih Kebebasan Sejati”

Dalam kerangka berpikir Stoik yang dihidupkan kembali oleh Holiday, emosi bukanlah sesuatu yang harus ditekan atau disangkal. Sebaliknya, emosi harus diakui sebagai sinyal. Tapi sinyal bukan berarti perintah. Ketika kamu merasa marah, itu bisa menjadi sinyal bahwa ada ketidakadilan. Tapi bukan berarti kamu harus membalas dengan amarah.

Holiday menulis, “Emosi hanyalah saran. Kita yang memutuskan apakah akan menerimanya.”

Chrysippus: "Kebijaksanaan Datang dari Pengalaman; Belajar dari Setiap Kegagalan dan Keberhasilan"

Ini adalah ajaran penting yang mengajarkan kita untuk mengamati emosi, memahaminya, dan memilih bagaimana meresponsnya secara sadar—bukan bereaksi secara impulsif.

Stoikisme: Bukan Tentang Membekukan Perasaan

Halaman Selanjutnya
img_title