Media Asing Menanggapi Rencana Indonesia Membentuk Danantara
- Antara
Parlemen Indonesia telah memberikan suara dukungan yang besar terhadap pembentukan Danantara, yang menunjukkan komitmen legislatif untuk mendorong reformasi pengelolaan aset negara. Dukungan ini diharapkan akan memberikan landasan yang kuat bagi pemerintah dalam menjalankan kebijakan investasi strategis yang telah dirancang.
Kunjungan Presiden ke Malaysia: Implikasi Regional dan Diplomatik
Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Malaysia pada akhir Januari 2025 menambah dimensi geopolitik pada rencana pembentukan Danantara. Dalam konferensi pers yang diadakan di Kuala Lumpur, Prabowo menekankan pentingnya kerjasama ekonomi di kawasan Asia Tenggara serta upaya untuk meningkatkan investasi dan perdagangan antarnegara. Kunjungan ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia, tetapi juga untuk menyampaikan pesan bahwa Indonesia tengah bertransformasi melalui reformasi ekonomi dan pengelolaan aset negara yang lebih modern.
Kehadiran Presiden di luar negeri memberikan sinyal kuat kepada investor internasional bahwa Indonesia siap untuk berkompetisi di pasar global. Dengan mengambil inspirasi dari model Temasek Singapura, Danantara diharapkan dapat membuka jalan bagi lebih banyak kerjasama regional, investasi lintas negara, dan peningkatan daya saing ekonomi.
Analisis dari Sumber Terkemuka
Beberapa analis keuangan dan lembaga riset terkemuka memberikan pandangan beragam mengenai pembentukan Danantara. Dalam sebuah laporan yang dirilis oleh CreditSights, sebuah unit riset dari Fitch Group, dinyatakan bahwa jika Danantara mampu mengkonsolidasikan BUMN secara efektif, hal ini akan membuka akses pendanaan yang lebih baik dan meningkatkan kinerja operasional perusahaan negara. Namun, laporan tersebut juga menyoroti beberapa risiko, antara lain potensi pengaruh politik dalam penggunaan dana, tantangan dalam integrasi aset, serta dampak terhadap arah strategis BUMN.
Menurut analisis tersebut, keberhasilan Danantara sangat bergantung pada penerapan prinsip tata kelola yang independen dan transparan. Tanpa pengawasan yang ketat, risiko campur tangan politik dapat mengurangi kepercayaan investor, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi nilai investasi dan reputasi pasar modal Indonesia. Oleh karena itu, para analis menekankan pentingnya pembentukan dewan pengawas yang kredibel serta penerapan sistem manajemen risiko yang canggih.