Menakar Potensi dan Tantangan Danaantara, Lembaga Investasi Ala Temasek Indonesia
- Antara
Jakarta, WISATA - Dalam menghadapi tantangan global dan dinamika ekonomi domestik, pemerintah Indonesia kembali mengusung inisiatif ambisius melalui pembentukan Danaantara, lembaga investasi negara yang terinspirasi dari model sukses Temasek di Singapura. Danaantara dirancang untuk mengonsolidasikan aset-aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan nilai mencapai triliunan rupiah, sehingga diharapkan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan menciptakan nilai tambah yang signifikan. Namun, di balik potensi besar tersebut tersimpan pula tantangan dan risiko yang tidak bisa dianggap remeh. Apakah Danaantara akan menjadi terobosan gemilang bagi ekonomi Indonesia atau justru menimbulkan ancaman baru yang berpotensi mengganggu stabilitas keuangan negara?
Latar Belakang dan Visi Danaantara
Danaantara merupakan wujud nyata dari gagasan pengelolaan aset negara yang telah lama diusung oleh para pemikir ekonomi Indonesia, salah satunya adalah Sumitro Djojohadikusumo. Pada akhir 1980-an, Sumitro mengusulkan agar sekitar 1–5 persen laba BUMN dialokasikan untuk investasi nasional. Ide ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan aset dan memperkuat kemandirian ekonomi negara. Meskipun gagasan tersebut belum terealisasi pada masanya, warisan pemikiran Sumitro kini kembali mendapatkan bentuk melalui Danaantara yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Presiden Prabowo, dengan visi untuk mereformasi dan mengoptimalkan aset negara, memandang Danaantara sebagai instrumen strategis yang mampu mengubah paradigma pengelolaan BUMN. Danaantara tidak hanya berfungsi sebagai dana investasi semata, tetapi juga sebagai alat untuk mendukung pembangunan infrastruktur, pengembangan teknologi, dan peningkatan daya saing Indonesia di kancah global. Menurut data dari Reuters, total aset yang akan dikelola Danaantara diperkirakan mencapai Rp14.715 triliun atau setara dengan sekitar 900 miliar dolar AS, menjadikannya salah satu dana investasi terbesar yang pernah dimiliki oleh negara berkembang.
Konsep dan Implementasi Danaantara
Danaantara dirancang sebagai lembaga investasi negara yang menggabungkan prinsip-prinsip tata kelola profesional dan transparansi yang tinggi. Dengan mengonsolidasikan aset dari beberapa BUMN utama seperti Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Pertamina, PLN, Telkom Indonesia, dan MIND ID, Danaantara diharapkan dapat menciptakan sinergi yang optimal antara sektor publik dan swasta.
Peluncuran resmi Danaantara dijadwalkan pada 24 Februari 2025, dan rencana strategisnya meliputi pengalokasian dana ke sektor-sektor unggulan seperti energi terbarukan, manufaktur canggih, hilirisasi industri, dan produksi pangan. Menurut laporan Financial Times, strategi ini memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hingga mencapai target ambisius sebesar 8 persen per tahun dalam lima tahun mendatang.