Media Asing Menanggapi Rencana Indonesia Membentuk Danantara

Kantor Badan Pengelola Investasi Danantara
Sumber :
  • Antara

Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan kepada parlemen bahwa pembentukan Danantara dilakukan dengan tujuan utama untuk mengkonsolidasikan pengelolaan BUMN dan mengoptimalkan pengelolaan dividen serta investasi. Dalam upaya tersebut, pemerintah berencana mengambil alih seluruh kepemilikan negara yang sebelumnya dikelola oleh Kementerian BUMN, sehingga menciptakan sinergi dan efisiensi dalam pengelolaan aset strategis. Pendekatan ini tidak hanya bertujuan meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian, tetapi juga membuka peluang kerjasama strategis dengan investor asing.

KUALIFIKASI PIALA DUNIA 2026: Presiden Prabowo akan Saksikan Laga Timnas Lawan Bahrain, Semangat Semuaaa....

Konsep Danantara sendiri terinspirasi dari kesuksesan Temasek, lembaga investasi negara Singapura yang saat ini memiliki nilai portofolio sebesar $284 miliar dan telah memberikan pengembalian pemegang saham sebesar 14% sejak didirikan pada tahun 1974. Dengan mengadopsi model serupa, pemerintah berharap Danantara dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia serta meningkatkan daya saing di pasar global.

Reaksi Media Asing dan Publik Internasional

“A Prince Never Lacks Legitimate Reasons to Break His Promise” – Fleksibilitas dalam Kepemimpinan Menurut Machiavelli

Langkah ambisius Indonesia dalam membentuk Danantara telah menarik perhatian media asing. Berbagai pemberitaan dari outlet berita internasional, seperti Reuters, Financial Times, dan lainnya, memberikan sorotan tajam terhadap potensi dan risiko yang melekat pada inisiatif ini. Beberapa media menganggap bahwa pembentukan Danantara merupakan terobosan strategis yang berpotensi mengoptimalkan pengelolaan aset negara dan mendatangkan investasi asing yang besar. Namun, terdapat pula peringatan dari analis keuangan, seperti CreditSights dari Fitch Group, yang menilai bahwa lembaga ini bisa rentan terhadap campur tangan politik dan inefisiensi integrasi aset.

CreditSights mencatat bahwa jika Danantara mampu mengkonsolidasikan BUMN secara efektif, maka akan terjadi peningkatan akses pendanaan dan peningkatan kinerja operasional yang signifikan. Namun, risiko yang diidentifikasi meliputi potensi pengaruh politik pada penggunaan dana, proses integrasi yang kompleks, serta dampak terhadap arah strategis BUMN. Risiko-risiko tersebut dianggap dapat mempengaruhi kepercayaan investor terhadap perusahaan portofolio, sehingga pengawasan yang ketat dan kerangka hukum yang kuat menjadi sangat penting.

"The Ends Justify the Means": Pro dan Kontra Pemikiran yang Menggugah dari Machiavelli

Reaksi media asing tidak hanya terbatas pada analisis ekonomi, tetapi juga mencakup perhatian terhadap aspek geopolitik. Presiden Prabowo Subianto sendiri baru-baru ini mengunjungi Malaysia dan menyampaikan pernyataan dalam konferensi pers di Kuala Lumpur pada 27 Januari 2025. Dalam konferensi tersebut, yang didokumentasikan oleh Reuters, Prabowo menekankan pentingnya kerjasama regional dan upaya untuk meningkatkan daya saing ekonomi Asia Tenggara. Kunjungan tersebut dipandang sebagai bagian dari strategi diplomatik yang lebih luas, di mana Indonesia berupaya memperkuat hubungan ekonomi dengan negara-negara tetangga dan menarik investasi asing melalui reformasi pengelolaan aset negara.

Risiko dan Tantangan dalam Implementasi Danantara

Halaman Selanjutnya
img_title