Transisi Hijau: Menciptakan Peluang Kerja Baru di Era Perubahan Iklim
- Image Creator/Handoko
Sebagai contoh, Indonesia telah menetapkan target untuk mencapai net-zero emission pada tahun 2060. Pemerintah juga mengumumkan rencana besar untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya di seluruh nusantara serta meningkatkan adopsi kendaraan listrik dengan target 2 juta kendaraan listrik pada tahun 2030.
Kesenjangan Keterampilan dan Pentingnya Pelatihan Ulang
Meski transisi hijau menciptakan peluang kerja baru, ada tantangan besar berupa kesenjangan keterampilan. Banyak pekerja yang saat ini tidak memiliki kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan sektor energi terbarukan dan transportasi berkelanjutan.
Menurut laporan WEF, 63% perusahaan mengidentifikasi kurangnya keterampilan sebagai hambatan utama dalam transformasi tenaga kerja mereka. Untuk mengatasi ini, pelatihan ulang (reskilling) dan peningkatan keterampilan (upskilling) menjadi prioritas.
Beberapa keterampilan yang paling dibutuhkan meliputi:
- Teknologi Energi Terbarukan: Memahami cara kerja panel surya, turbin angin, dan teknologi lainnya.
- Manajemen Proyek: Kemampuan mengelola proyek besar yang melibatkan banyak pemangku kepentingan.
- Pemrograman dan Data: Keahlian ini penting untuk mengembangkan sistem cerdas yang mendukung efisiensi energi.
Mengapa Transisi Hijau Menguntungkan Semua Pihak?