Hutan Tropis vs Kebun Sawit: Perbandingan dari Segi Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati

Hutan Tropis Indonesia
Sumber :
  • Almaendah.Blog

Jakarta, WISATA - Indonesia, dengan kekayaan hutan tropis yang mendunia, menghadapi tantangan besar dalam menjaga kelestarian alamnya di tengah kebutuhan ekonomi global. Salah satu isu yang terus menjadi sorotan adalah alih fungsi hutan tropis menjadi perkebunan kelapa sawit. Di satu sisi, kelapa sawit merupakan komoditas andalan yang menopang perekonomian negara. Namun, di sisi lain, keberadaannya kerap dikaitkan dengan berbagai masalah lingkungan, terutama hilangnya keanekaragaman hayati dan perubahan iklim.

Telah Ditemukan Bayi Mammoth Berusia 50.000 Tahun di Siberia, Rusia, Ilmuwan lakukan Ekstraksi DNA

Hutan Tropis: Surga Keanekaragaman Hayati

Hutan tropis Indonesia, yang tersebar di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, adalah salah satu ekosistem terkaya di dunia. Menurut laporan dari World Resources Institute (WRI), luas hutan tropis Indonesia mencapai lebih dari 56 juta hektar. Kawasan ini menjadi habitat bagi sekitar 10 persen spesies flora dan fauna dunia. Di dalamnya hidup satwa langka seperti orangutan, harimau Sumatera, gajah Kalimantan, dan badak Jawa, yang semuanya terancam punah akibat deforestasi.

Apakah Dunia Siap untuk Prinsip Keadilan John Rawls?

Keanekaragaman hayati yang terkandung dalam hutan tropis bukan hanya menjadi aset ekologi tetapi juga sumber inspirasi budaya dan penelitian. Misalnya, banyak obat modern yang berasal dari tanaman yang ditemukan di hutan tropis. Di sisi lain, hutan tropis juga memainkan peran penting sebagai penyerap karbon. Menurut Global Forest Watch, hutan tropis Indonesia mampu menyerap hingga 2,6 miliar ton karbon per tahun, menjadikannya benteng utama dalam mitigasi perubahan iklim global.

Namun, laju deforestasi terus menjadi ancaman serius. Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa Indonesia kehilangan sekitar 375.000 hektar hutan setiap tahunnya. Sebagian besar hilangnya hutan ini disebabkan oleh pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit, yang menimbulkan dampak besar terhadap keanekaragaman hayati dan stabilitas ekosistem.

Teori Rawlsian tentang Keadilan: Inspirasi untuk Kebijakan Global yang Berkelanjutan

Kebun Sawit: Pilar Ekonomi dengan Risiko Lingkungan

Kelapa sawit menjadi salah satu komoditas unggulan Indonesia yang berkontribusi besar pada perekonomian. Pada tahun 2022, ekspor kelapa sawit menghasilkan devisa sebesar USD 20,8 miliar, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS). Sektor ini juga menyediakan lapangan pekerjaan bagi lebih dari 16 juta orang, menjadikannya sektor yang vital dalam pengentasan kemiskinan dan pembangunan ekonomi di pedesaan.

Halaman Selanjutnya
img_title