Bela Negara: Komitmen Tanpa Batas untuk Menjaga Kedaulatan dan Keutuhan Bangsa Wawancara Laksma TNI (Purn) Jaya Darmawan

Laksma TNI (Purn) Jaya Darmawan, M.Tr.Opsla
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Artikel ini merupakan hasil wawancara penulis dengan Laksma TNI (Purn) Jaya Darmawan, M.Tr.Opsla., Ketua Presidium Pejuang Bela Negara, dan akan disampaikan dalam beberapa tulisan secara berseri. Berikut adalah bagian pertama dari seri artikel ini.

Tahun 2025: Teknologi, AI, dan Tantangan Sosial Budaya di Indonesia

Jakarta, WISATA - Di tengah pusaran tantangan global yang semakin kompleks, semangat bela negara menjadi lebih dari sekadar kata-kata. Dalam wawancara eksklusif ini, Laksma TNI (Purn) Jaya Darmawan, M.Tr.Opsla., Ketua Presidium Pejuang Bela Negara, memberikan pandangan yang mendalam tentang bagaimana bela negara harus dilihat sebagai komitmen tanpa batas. Ia menegaskan, "Bela negara bukan sekadar urusan TNI atau aparat keamanan, tetapi tanggung jawab moral dan konstitusional setiap warga negara Indonesia."

Mengurai Makna Bela Negara

Presiden Prabowo Subianto, Jangan Sekali-Kali Tinggalkan Ulama dan Tokoh Agama jika Ingin Berhasil Membangun Bangsa

Saat mendiskusikan konsep bela negara, Laksma Jaya Darmawan menjelaskan bahwa maknanya sering kali disalahartikan sebagai tindakan militer semata. Padahal, bela negara memiliki cakupan yang jauh lebih luas. Bela negara adalah bentuk cinta tanah air yang diwujudkan dalam berbagai cara, mulai dari tindakan kecil seperti menjaga kebersihan lingkungan hingga upaya besar seperti memperjuangkan kedaulatan bangsa melalui pendidikan, inovasi, dan penguatan ekonomi.

Menurutnya, bela negara adalah bentuk nyata dari kepatuhan terhadap Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Ini mencerminkan tanggung jawab bersama, tanpa memandang usia, status sosial, atau latar belakang budaya.

AI, Moralitas, dan Peran Tokoh Agama: Teknologi yang Perlu Pengawasan Khusus

Relevansi di Era Modern

Ketika ditanya tentang pentingnya bela negara di era modern, Jaya Darmawan menggambarkan situasi saat ini sebagai "medan perang tanpa batas." Ancaman yang dihadapi tidak hanya berupa invasi fisik tetapi juga ancaman non-militer yang bersifat multidimensi. Misalnya, serangan siber yang terus meningkat setiap tahun. Data terbaru dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan bahwa Indonesia menjadi target lebih dari 1,6 miliar serangan siber pada tahun 2023, dengan sektor pemerintahan dan infrastruktur kritis sebagai sasaran utama.

Halaman Selanjutnya
img_title