Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Filosofi Kehidupan Aristoteles? Panduan Menemukan Hidup Bermakna di Dunia Modern
- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA — Aristoteles, filsuf besar dari Yunani kuno, bukan hanya seorang pemikir akademis. Ia adalah seorang pengamat tajam kehidupan manusia, yang sepanjang hidupnya mencoba menjawab pertanyaan mendasar: “Bagaimana manusia bisa hidup dengan baik dan bahagia?” Dari pertanyaan itulah lahir filsafat kehidupan Aristoteles—sebuah sistem berpikir yang masih menginspirasi dunia lebih dari dua ribu tahun kemudian.
Filosofi kehidupan Aristoteles tidak hanya berisi teori rumit, tapi justru penuh dengan panduan praktis yang bisa diterapkan siapa saja, kapan saja. Dari soal etika pribadi, relasi sosial, pendidikan, hingga politik dan sains, Aristoteles menawarkan kerangka berpikir yang masuk akal, membumi, dan menyentuh kehidupan nyata.
Lantas, apa saja pelajaran penting yang bisa kita ambil dari cara pandang hidup Aristoteles? Simak uraian berikut.
1. Tujuan Hidup Manusia adalah Eudaimonia — Kebahagiaan yang Bermakna
Bagi Aristoteles, tujuan utama setiap manusia bukan sekadar mengejar kesenangan, kekayaan, atau kekuasaan, melainkan mencapai eudaimonia—sebuah kondisi hidup yang utuh, bermakna, dan dijalani dengan kebajikan. Bukan berarti hidup tanpa penderitaan, tapi hidup yang sesuai dengan kodrat manusia sebagai makhluk berakal dan bermoral.
"Kebahagiaan adalah aktivitas jiwa yang sesuai dengan kebajikan dalam kehidupan yang lengkap."
— Aristoteles, Nicomachean Ethics
Di dunia modern yang serba cepat dan kompetitif, filsafat ini mengingatkan kita bahwa hidup yang baik tidak ditentukan oleh prestasi semata, tetapi oleh bagaimana kita menghidupi nilai-nilai.