Aristoteles dan Pendidikan: Konsep Paideia yang Mendunia dan Relevan Sepanjang Masa
- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA — Di tengah krisis karakter dan tantangan pendidikan global saat ini, nama Aristoteles kembali mencuat sebagai rujukan penting dalam membangun sistem pendidikan yang bukan hanya mencetak individu cerdas, tetapi juga berkarakter dan beretika. Filsuf besar Yunani ini telah meninggalkan warisan pemikiran luar biasa melalui konsep pendidikan yang disebut Paideia, yang hingga kini masih menjadi fondasi pemikiran pedagogi di berbagai belahan dunia.
Makna Paideia Menurut Aristoteles
Paideia dalam konteks Yunani Kuno merujuk pada proses pendidikan total yang membentuk manusia secara utuh, baik secara intelektual, moral, maupun sosial. Bagi Aristoteles, pendidikan bukan sekadar transfer pengetahuan, melainkan proses panjang membentuk kepribadian yang bajik, rasional, dan mampu hidup dalam komunitas dengan baik.
Menurut Aristoteles, tujuan akhir pendidikan adalah eudaimonia, yaitu kebahagiaan sejati yang hanya bisa dicapai bila seseorang hidup sesuai dengan akal budi dan kebajikan. Oleh karena itu, pendidikan harus diarahkan untuk membina karakter (ethos) dan logika berpikir (logos) secara seimbang.
Pendidikan sebagai Tanggung Jawab Negara dan Masyarakat
Dalam karya Politika, Aristoteles menegaskan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab negara, bukan hanya urusan keluarga. Ia percaya bahwa negara yang baik adalah negara yang mendidik warganya agar menjadi manusia unggul (kalos kagathos), yaitu pribadi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga beretika dan mampu berpikir kritis.
Negara, menurut Aristoteles, harus menyediakan sistem pendidikan yang seragam dan disusun berdasarkan prinsip-prinsip filsafat, etika, dan praktik kehidupan yang sehat. Hal ini menunjukkan bahwa Aristoteles telah lebih dulu menyuarakan pentingnya kurikulum nasional, jauh sebelum konsep tersebut populer di dunia modern.