Asta Cita dan Transformasi Digital, Jalan Menuju Indonesia Maju, Wawancara Eksklusif dengan Dr. Adhiguna Mahendra

Dr. Adhiguna Mahendra
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Jakarta, WISATA - Artikel ini ditulis sebagai hasil wawancara eksklusif dengan Dr. Adhiguna Mahendra, M.Sc, M.Eng, seorang pakar Artificial Intelligence (AI) terkemuka di Indonesia, yang juga merupakan staf pengajar di Swiss German University dan Instruktur Utama AI SmartX Academy. Dalam wawancara ini, Dr. Adhiguna berbagi pandangan mendalam tentang bagaimana transformasi digital dapat menjadi kunci utama untuk mewujudkan visi besar Asta Cita yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto. Hasil wawancara akan disampaikan secara bersambung dalam beberapa tulisan.

AI, Etika, Moralitas, dan Spiritualitas: Menemukan Keseimbangan di Era Teknologi

Menurut Dr. Adhiguna, Asta Cita bukan sekadar rencana strategis, tetapi sebuah peta jalan untuk membawa Indonesia menuju kemajuan, kemandirian, dan kedaulatan. “Visi ini mencakup delapan tujuan besar yang meliputi penguatan ideologi, pembangunan sumber daya manusia, keberlanjutan lingkungan, hingga kemandirian bangsa. Namun, untuk mencapainya, kita membutuhkan transformasi digital yang tidak hanya menyentuh teknologi, tetapi juga menyentuh nilai-nilai dasar bangsa,” ungkapnya.

Transformasi digital, tambahnya, adalah jalan yang harus diambil untuk menjawab tantangan besar seperti ketimpangan infrastruktur, pengangguran, dan rendahnya akses pendidikan di daerah terpencil. “Infrastruktur digital yang kuat adalah fondasi untuk memastikan bahwa transformasi ini dapat menjangkau semua lapisan masyarakat, termasuk di wilayah tertinggal,” tegasnya.

Tahun 2025: Teknologi, AI, dan Tantangan Sosial Budaya di Indonesia

Transformasi Digital: Menggerakkan Pencapaian Asta Cita

Transformasi digital memiliki peran krusial dalam mempercepat pencapaian berbagai aspek Asta Cita. Dr. Adhiguna menyoroti bagaimana teknologi seperti AI, Internet of Things (IoT), dan Digital Twin dapat mengubah cara berbagai sektor bekerja.

Bagaimana AI dan Teknologi Kuantum Bisa Mengubah Wajah Pertahanan Global, dan Memulai Perang Dunia Baru

Salah satu aspek yang dibahas adalah penguatan ideologi Pancasila. Dr. Adhiguna menjelaskan bahwa AI dapat digunakan untuk memonitor opini publik di media sosial secara real-time, menggunakan teknologi seperti Knowledge Graph dan Natural Language Processing (NLP). “Dengan teknologi ini, kita dapat mendeteksi narasi yang berpotensi merusak harmoni sosial, sehingga langkah mitigasi dapat dilakukan lebih cepat,” jelasnya.

Selain itu, teknologi juga dapat mendukung ketahanan nasional. AI mampu menganalisis kebutuhan energi berdasarkan data spasial, sementara IoT dapat memantau distribusi pangan secara real-time untuk mengurangi risiko kelangkaan. “Di sektor pertahanan, teknologi drone berbasis swarm dengan dukungan Computer Vision memungkinkan pengawasan yang efisien tanpa memerlukan operator manusia,” tambahnya.

Halaman Selanjutnya
img_title