Filsafat Pendidikan Menurut Aristoteles yang Masih Digunakan Saat Ini: Fondasi Abadi Bagi Dunia Modern
- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA — Di tengah arus reformasi pendidikan dan perkembangan teknologi yang pesat, banyak pakar pendidikan masih kembali merujuk pada filsafat klasik Aristoteles untuk mencari arah, makna, dan nilai dalam dunia belajar-mengajar. Tak heran, karena pemikiran Aristoteles tentang pendidikan bukan hanya relevan di zamannya, tetapi juga menjadi fondasi bagi sistem pendidikan modern di seluruh dunia.
Sebagai filsuf yang menggabungkan logika, etika, dan pengamatan empiris, Aristoteles menempatkan pendidikan sebagai proses pembentukan karakter dan akal. Baginya, pendidikan bukan sekadar transfer pengetahuan, melainkan proses pembudayaan kebajikan dan pelatihan kebiasaan baik menuju kehidupan yang bermakna (eudaimonia).
Berikut adalah pokok-pokok filsafat pendidikan Aristoteles dan bagaimana warisannya masih hidup hingga hari ini.
Pendidikan sebagai Sarana Mencapai Eudaimonia
Dalam karya terkenalnya, Nicomachean Ethics, Aristoteles menekankan bahwa tujuan hidup manusia adalah mencapai eudaimonia, yakni kebahagiaan sejati yang bersumber dari kebajikan dan rasionalitas. Untuk mencapai itu, pendidikan adalah jalan utama.
Menurutnya, pendidikan tidak hanya membentuk keterampilan teknis atau akademis, tetapi yang lebih penting: membentuk watak. Karena itu, pendidikan yang baik harus menanamkan nilai-nilai moral seperti keberanian, keadilan, pengendalian diri, dan kearifan.
Tiga Jenis Jiwa dan Tujuan Pendidikan