Socrates Bongkar Rahasia Kebahagiaan Sejati: Bukan Soal Harta, Tapi Soal Siapa Dirimu Sebenarnya!
- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA — Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang serba cepat, kutipan legendaris dari filsuf besar Socrates kembali menggema dan menyentuh relung hati banyak orang: “Kebahagiaan tidak tergantung pada apa yang kamu miliki, tetapi pada siapa dirimu sebenarnya.” Ungkapan ini seolah menjadi tamparan keras bagi masyarakat yang semakin terobsesi pada kepemilikan materi, popularitas, dan pengakuan eksternal.
Socrates, filsuf Yunani kuno yang hidup pada abad ke-5 sebelum Masehi, memang dikenal bukan hanya karena kecerdasannya, tetapi juga karena keteguhannya dalam mempertahankan nilai-nilai hidup yang otentik. Ia meyakini bahwa kebahagiaan bukanlah sesuatu yang bisa dibeli atau dikumpulkan, melainkan hasil dari pengenalan diri yang mendalam dan hidup yang selaras dengan nilai-nilai kebaikan.
Kebahagiaan Bukan dari Luar, Tapi dari Dalam
Dalam banyak dialog yang dicatat oleh muridnya, Plato, Socrates berulang kali menekankan pentingnya introspeksi dan pencarian jati diri. Ia percaya bahwa eudaimonia—istilah Yunani yang berarti kebahagiaan sejati atau kebajikan hidup—hanya bisa dicapai jika seseorang mengenal dirinya secara utuh.
"Kenalilah dirimu sendiri," adalah prinsip yang terus ia suarakan. Dalam pandangan Socrates, orang yang mengenal dirinya sendiri akan hidup dalam keselarasan batin, tidak terguncang oleh godaan duniawi, dan memiliki kekuatan untuk menentukan arah hidupnya sendiri, bukan sekadar mengikuti arus.
Hal ini sejalan dengan riset-riset psikologi modern yang menunjukkan bahwa kebahagiaan jangka panjang lebih banyak ditentukan oleh faktor internal seperti sikap hidup, penerimaan diri, dan hubungan sosial yang bermakna, dibandingkan dengan faktor eksternal seperti pendapatan atau status sosial.