Gangguan Tidur pada Lansia Demensia: Penyebab dan Solusi Ilmiah yang Jarang Diketahui
- Image Creator Grok/Handoko
Malang, WISATA – Pernahkah Anda menemui orang tua di rumah yang tidak bisa tidur sepanjang malam, bolak-balik dari kursi ke tempat tidur, atau bahkan berjalan tanpa tujuan hingga subuh? Jika mereka mengalami demensia, kondisi tersebut bukan sekadar insomnia biasa. Gangguan tidur adalah salah satu gejala yang paling sering terjadi pada lansia dengan demensia, dan bisa sangat melelahkan — baik bagi penderita maupun orang yang merawatnya.
Tidur adalah kebutuhan dasar manusia. Namun, bagi otak yang sedang mengalami penurunan fungsi seperti pada demensia, pola tidur bisa menjadi sangat kacau. Bahkan, ada penderita yang justru aktif di malam hari dan tertidur di siang hari, menciptakan kebingungan ritme hidup yang menyulitkan seluruh anggota keluarga.
Mengapa gangguan tidur begitu umum terjadi pada lansia dengan demensia? Dan apa solusi ilmiah yang bisa dilakukan untuk membantu mereka tidur lebih nyenyak?
Mengapa Lansia dengan Demensia Sering Mengalami Gangguan Tidur?
Pada orang normal, otak mengatur ritme sirkadian, yaitu siklus tidur-bangun alami berdasarkan waktu terang dan gelap. Namun, demensia menyebabkan kerusakan pada bagian otak yang mengatur siklus ini. Akibatnya, lansia tidak lagi bisa membedakan kapan waktu istirahat dan kapan waktu untuk beraktivitas.
Beberapa penyebab umum gangguan tidur pada lansia demensia antara lain:
1. Kerusakan Otak Akibat Demensia
Bagian otak yang mengatur siklus tidur-bangun (hipotalamus) mengalami penurunan fungsi. Ini menyebabkan tubuh tidak mendapatkan sinyal yang jelas kapan harus tidur.