Seneca: Kerajaan yang Didirikan di Atas Ketidakadilan Tidak Akan Pernah Bertahan Lama
- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA — Kutipan filsuf Stoik Romawi, Seneca, “A kingdom founded on injustice never lasts,” atau “Kerajaan yang didirikan di atas ketidakadilan tidak akan pernah bertahan lama,” menjadi refleksi tajam bagi setiap individu, pemimpin, bahkan negara, yang ingin membangun kekuasaan dan kemakmuran yang berkelanjutan. Seneca, yang hidup di masa Kaisar Nero, memahami betul bagaimana kekuasaan yang dibangun dengan cara-cara licik, tirani, dan ketidakadilan pada akhirnya akan runtuh oleh bobroknya fondasi moralnya sendiri.
Dalam konteks kontemporer, pernyataan Seneca ini masih sangat relevan. Banyak negara, organisasi, dan pemimpin yang jatuh bukan karena kurangnya kekuatan ekonomi atau militer, melainkan karena krisis integritas dan keadilan. Ketika hukum hanya berpihak pada segelintir orang, ketika keputusan hanya menguntungkan elite tertentu, maka masyarakat perlahan kehilangan kepercayaan. Dan ketika kepercayaan runtuh, kekuasaan pun tinggal menunggu waktu untuk ikut tumbang.
Keadilan adalah fondasi utama dari peradaban yang sehat. Bukan hanya dalam hukum negara, tetapi juga dalam etika bisnis, hubungan antarindividu, dan sistem pendidikan. Ketika keadilan hadir, stabilitas akan mengikuti. Sebaliknya, ketika ketidakadilan menjadi norma, masyarakat akan terpecah, konflik muncul, dan kekacauan menjadi tak terhindarkan.
Seneca melihat bahwa kekuasaan sejati bukanlah dominasi, tetapi kemampuan untuk memimpin dengan kebijaksanaan dan keadilan. Seorang pemimpin yang adil akan dihormati bahkan setelah masa jabatannya berakhir. Namun seorang tiran yang menindas, meski seolah berkuasa, sebenarnya sedang menggali kuburnya sendiri.
Pelajaran besar dari sejarah pun memperkuat pandangan ini. Kekaisaran Romawi, di mana Seneca hidup, akhirnya runtuh bukan karena diserang dari luar saja, tetapi karena korupsi, ketidakadilan sosial, dan dekadensi moral dari dalam. Hal yang sama terjadi pada banyak rezim di abad ke-20—dari kekuasaan otoriter di Eropa Timur hingga pemerintahan militer di Asia dan Amerika Latin. Ketika ketidakadilan menjadi sistemik, rakyat akhirnya bangkit.
Dalam skala yang lebih kecil, dalam dunia usaha dan organisasi, prinsip ini juga berlaku. Perusahaan yang mengabaikan keadilan karyawan, yang membayar tidak adil, yang mengambil keuntungan secara tidak etis, biasanya tidak bertahan lama. Konsumen kini lebih cerdas, dan karyawan menuntut transparansi serta akuntabilitas. Dunia menuntut perubahan ke arah yang lebih adil.
Seneca tidak berbicara hanya tentang kerajaan dalam arti literal, tetapi tentang segala bentuk struktur kekuasaan yang dibangun tanpa landasan etika dan keadilan. Ia mengingatkan kita bahwa kekuasaan sejati adalah yang mampu bertahan bukan dengan kekuatan tangan besi, tetapi dengan legitimasi moral.