Albert Camus: “Kemajuan Sejati Terletak pada Keberanian Mengakui Kesalahan Sendiri”
- Cuplikan layar
Indonesia dan Tantangan Refleksi Diri
Dalam konteks Indonesia, keberanian untuk mengakui kesalahan secara personal maupun kolektif masih menjadi tantangan besar. Kita hidup dalam budaya hierarkis, di mana suara yang berbeda sering dianggap memberontak, dan kritik dianggap menyerang.
Namun tanpa keberanian untuk reflektif, kita hanya akan berjalan di tempat. Kemajuan bangsa tidak cukup dengan infrastruktur atau teknologi. Ia memerlukan kesadaran kolektif, termasuk kesediaan untuk mengevaluasi diri.
- Apakah kita berani mengatakan, “Ya, kita salah dalam memperlakukan lingkungan?”
- Apakah kita bisa mengakui bahwa sistem pendidikan kita perlu banyak pembenahan?
- Apakah kita bisa jujur bahwa korupsi terjadi karena pembiaran, bukan sekadar karena pelakunya?
Camus memberi kita pelajaran penting: kemajuan bukan soal bergerak cepat, tapi soal berani mengoreksi arah — meski itu berarti melawan arus, atau bahkan sendirian.
Kesalahan Bukan Akhir, Tapi Awal
Dari perspektif psikologis, orang yang bisa menerima bahwa dirinya salah biasanya lebih stabil secara emosional. Ia tidak terjebak dalam pembenaran terus-menerus. Ia lebih terbuka pada masukan dan pertumbuhan. Inilah bentuk kematangan yang dibutuhkan dalam kehidupan personal, sosial, maupun profesional.