Epictetus dan Seni Mengabaikan Hal-Hal yang Tak Bisa Kamu Kontrol
- Cuplikan layar
Di zaman yang serbainstan, cepat berubah, dan penuh tekanan sosial seperti saat ini, kita sering kali terjebak dalam situasi yang membuat stres dan kehilangan kendali. Entah itu komentar negatif di media sosial, ekspektasi orang lain, hingga kekhawatiran tentang masa depan yang belum tentu terjadi. Banyak dari kita merasa lelah mengejar kesempurnaan, walau tahu bahwa tidak semua hal bisa kita kendalikan.
Namun, ribuan tahun lalu, seorang filsuf Stoik bernama Epictetus sudah mengajarkan sebuah prinsip sederhana namun revolusioner: abaikan apa yang tidak bisa kamu kontrol.
Siapa Epictetus?
Epictetus adalah seorang filsuf Stoik yang lahir sebagai budak di Roma sekitar tahun 50 Masehi. Hidupnya tidak mudah, tetapi justru dari keterbatasan itu ia menemukan kebijaksanaan hidup. Baginya, kebebasan sejati bukanlah tentang kondisi luar seperti kekayaan, status sosial, atau kebebasan fisik, melainkan kemampuan untuk mengatur pikiran dan perasaan sendiri.
Dalam bukunya yang paling dikenal, Enchiridion, Epictetus menulis bahwa hidup bahagia hanya bisa dicapai ketika seseorang memahami batas antara apa yang bisa dikendalikan dan apa yang tidak. Prinsip ini menjadi inti dari filosofi Stoik yang kini kembali populer di era digital.
Dunia Modern: Penuh Hal yang Tak Bisa Dikendalikan
Cobalah bayangkan situasi berikut: