Massimo Pigliucci: “Jika Kamu Ingin Menjalani Hidup yang Lebih Baik, Ubahlah Cara Berpikirmu” — Pelajaran dari Stoik

Massimo Pigliucci
Sumber :
  • Cuplikan layar

Yogyakarta, WISATA — Di tengah derasnya arus kehidupan modern yang penuh tuntutan dan distraksi, pertanyaan tentang bagaimana menjalani hidup yang lebih baik semakin relevan. Filsuf modern Massimo Pigliucci, yang dikenal luas sebagai juru bicara Stoikisme kontemporer, memberikan sebuah kunci penting: “Jika kamu ingin menjalani hidup yang lebih baik, ubahlah cara berpikirmu.”

Panduan Hidup Tenang di Dunia Ribut versi Ryan Holiday

Kutipan ini mengandung esensi dari filosofi Stoik yang telah bertahan selama lebih dari dua ribu tahun—bahwa perubahan sejati dimulai dari dalam diri. Dalam dunia yang sibuk mencari solusi eksternal, Stoikisme menantang kita untuk melihat ke dalam: memperbaiki lensa berpikir, menata kembali persepsi, dan merancang ulang cara kita menanggapi dunia.

Filosofi sebagai Cara Hidup, Bukan Sekadar Wacana

Ryan Holiday: Mengapa Kita Harus Berkawan dengan Ketakutan?

Bagi Pigliucci, filsafat bukanlah teori kosong atau diskusi abstrak. Sebagaimana ia tegaskan dalam bukunya How to Be a Stoic (2017), filsafat adalah panduan praktis untuk hidup yang lebih bermakna. Mengubah cara berpikir—menyadari mana yang berada dalam kendali kita, mengembangkan kebajikan, dan menata ulang ekspektasi—adalah langkah awal menuju kehidupan yang lebih jernih dan penuh kendali.

Mengapa Cara Berpikir Begitu Penting?

Rahasia Sukses Ryan Holiday: Jangan Sibuk Jadi Hebat, Jadilah Berguna

Dalam pandangan Stoik, penderitaan tidak datang dari peristiwa itu sendiri, melainkan dari penilaian kita terhadap peristiwa tersebut. Seperti yang diajarkan oleh Epictetus: “Bukan peristiwa yang mengganggu kita, tapi cara kita memandangnya.” Massimo Pigliucci menghidupkan kembali ajaran ini dalam konteks dunia modern yang penuh tekanan sosial, kecemasan akan masa depan, dan kebutuhan akan pengakuan.

Dengan mengubah pola pikir—dari reaktif menjadi reflektif, dari bergantung pada hasil menjadi fokus pada tindakan, dari mencemaskan hal di luar kendali menjadi menerima kenyataan—kita membuka jalan menuju kedamaian batin dan keteguhan jiwa.

Halaman Selanjutnya
img_title