Panduan Hidup Tenang di Dunia Ribut versi Ryan Holiday

Tokoh stoicisme modern Ryan Holiday
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA – Dunia saat ini semakin bising. Bukan hanya karena suara kendaraan atau notifikasi ponsel yang tak henti-henti, tetapi juga karena tekanan hidup, tuntutan sosial, dan arus informasi yang tiada habis. Di tengah semua itu, Ryan Holiday hadir membawa satu pesan sederhana namun menggetarkan: ketenangan adalah kekuatan.

Jules Evans: “Masa Depanmu Bukan Ditentukan oleh Apa yang Terjadi Padamu, tetapi Bagaimana Kamu Menanggapinya”

Penulis buku Stillness Is the Key ini tidak hanya bicara soal ketenangan sebagai gaya hidup, tetapi sebagai bentuk perlawanan terhadap kekacauan zaman. Baginya, hidup yang tenang bukan berarti pasif, melainkan aktif memilih untuk menjaga jernihnya pikiran dan stabilnya hati di tengah hiruk-pikuk dunia.

Mengapa Ketenangan Jadi Kebutuhan Mendesak?

Jules Evans: “Dalam Dunia yang Penuh Kegaduhan, Keheningan Batin adalah Kekuatan Super”

Menurut Holiday, ketenangan adalah fondasi dari semua keputusan besar yang bijak. Banyak orang hancur bukan karena kurang cerdas, tetapi karena terlalu bising dalam pikirannya sendiri. Mereka reaktif, gelisah, mudah terganggu, dan lupa untuk berhenti sejenak.

Holiday menulis, “Semua orang hebat dalam sejarah—Marcus Aurelius, Seneca, Napoleon, bahkan Steve Jobs—memiliki satu kesamaan: mereka menghargai kesunyian. Mereka tahu, tanpa ketenangan, pikiran akan menjadi musuh terbesar.”

Jules Evans: “Kebijaksanaan Dimulai Saat Kita Membedakan antara Apa yang Dapat Kita Kontrol dan Apa yang Tidak”

Tiga Pilar Ketenangan ala Ryan Holiday

1.     Ketenangan Pikiran (Mind)
Holiday menyarankan kita untuk menyaring informasi, bukan menyerap semuanya. Batasi konsumsi berita, berhenti membandingkan diri di media sosial, dan biasakan journaling untuk menyusun pikiran yang berantakan.

Halaman Selanjutnya
img_title