Jejak Awal Filsafat: Ketika Manusia Mulai Bertanya tentang Alam Semesta
- Cuplikan Layar
Setelah pertarungan ide tentang perubahan dan kesatuan, muncul usaha untuk merumuskan teori tentang unsur pokok dan penyebab alam:
- Empedokles (490–430 SM) memadukan gagasan tentang empat unsur—tanah, air, udara, api—ditambah dua kekuatan (cinta dan permusuhan) yang membuat unsur-unsur itu bergabung atau terpisah.
- Anaxagoras (499–428 SM) memperkenalkan Nous (akal) sebagai penyebab utama keteraturan alam. Bagi Anaxagoras, alam semesta terbentuk dari campuran partikel-partikel kecil, tetapi hanya Nous yang mampu memisahkan dan menyusun mereka menjadi benda-benda yang kita kenal.
- Demokritos (460–370 SM), bersama gurunya Leukipus, mengembangkan atomisme. Mereka berpendapat bahwa segala sesuatu tersusun dari atom-atom tak terpisahkan yang bergerak di ruang hampa. Atom-atom inilah yang menimbulkan berbagai ragam bentuk dan sifat bahan.
Model atomistik ini sangat revolusioner karena menghilangkan campur tangan dewa dalam urusan alam dan membuka jalan bagi sains eksperimental di masa depan.
Implikasi dan Warisan Jejak Awal Filsafat
Narratif perjalanan pemikiran pra-Sokratik menegaskan bahwa filsafat bukan sekadar hobi intelektual, melainkan upaya manusia memahami keberadaan tanpa bergantung pada kisah mitos. Melalui dialektika Milesian, Pythagore, Eleatik, dan atomis, terbentuk kerangka dasar:
1. Pencarian Archê: Menemukan prinsip tunggal atau pluralitas unsur sebagai asal segala wujud.
2. Metode Rasional: Penggunaan logika dan observasi, bukan sekadar kepercayaan, untuk menjelaskan fenomena.