Kapak Tangan Berusia 1,5 Juta Tahun dan 7 Situs Paleolitik Ditemukan di Gurun Barat Irak

Kapak Tangan Terbuat dari Batu
Sumber :
  • University of Brussels

Malang, WISATA – Para arkeolog dari Free University of Brussels (VUB) menemukan kapak tangan yang berumur 1,5 juta tahun dan menemukan tujuh situs Paleolitik di area seluas 10 kali 20 km di Gurun Barat Irak.

Taktik Shin Tae-yong Jadi Bumerang, Timnas Indonesia Alami Kekalahan dari Irak

Ella Egberts, peneliti dari VUB (Vrije Universiteit Brussel), melakukan perjalanan ke Irak pada bulan November dan Desember sebagai bagian dari projek percontohan yang bertujuan mencari material permukaan arkeologi di kawasan Al-Shabakah.

Materi-materi ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan tentang sejarah geomorfologi Gurun Barat Irak dan mengeksplorasi potensi pelestarian situs arkeologi dengan artefak Paleolitik Kuno dan Tengah. 

Kualifikasi Piala Dunia 2026: Kekalahan dari Irak Menyulitkan Langkah Timnas Indonesia

Pekerjaan lapangan itu ditargetkan menghasilkan penemuan tujuh situs Paleolitik di area seluas 10 kali 20 km. Satu lokasi dipilih untuk studi sistematis guna menentukan distribusi spasial material Paleolitik dan untuk melakukan analisis teknologi dan tipologi awal.

Kampanye pencarian ini berfokus pada area yang dulunya merupakan lokasi sebuah danau besar pada masa Pleistosen, yang kini telah benar-benar kering, dengan wadi kuno atau dasar sungai kering melintasi lanskap tersebut. Egberts mengumpulkan lebih dari 850 artefak, mulai dari kapak tangan yang sangat tua dari Paleolitik Awal atau Tua hingga serpihan reduksi Levallois dari Paleolitik Tengah, semuanya merupakan bahan permukaan.

KUALIFIKASI PIALA DUNIA 2026: Marselino Tatap Laga Indonesia Lawan Irak dan Filipina

Egberts menggarisbawahi bahwa sebaran situs tersebut, seiring dengan semakin majunya pemahaman tentang sejarah geomorfologi kawasan, mengungkap petunjuk baru tentang pemanfaatan lanskap oleh manusia pada masa awal. Dia menyatakan niatnya untuk memperluas penelitiannya ke wilayah yang lebih luas di masa depan, secara sistematis mengambil sampel semua situs dan melakukan analisis artefak tipologi dan teknologi yang mendalam. Wawasan baru yang diperoleh dari Irak diharapkan dapat diintegrasikan ke dalam pemahaman yang lebih luas mengenai evolusi dan perilaku manusia di Semenanjung Arab.

Pekerjaan Egberts di Irak juga mencakup komponen pendidikan. Bagian penting dari kerja lapangan ini melibatkan pelatihan mahasiswa arkeologi Irak dalam bidang geo-arkeologi dan arkeologi Paleolitik. Tiga mahasiswa mendampingi tim di lapangan, dan lokakarya yang diadakan di Universitas Al-Qadisiyah setelah kerja lapangan menginspirasi lebih banyak mahasiswa dan akademisi tentang periode Paleolitik di Irak.

Halaman Selanjutnya
img_title