Mengungkap Propaganda Media: Bagaimana Elite Mengontrol Informasi untuk Membentuk Opini Publik
- Cuplikan Layar
2. Pendanaan dari Iklan
Media sangat bergantung pada iklan sebagai sumber pendapatan utama. Akibatnya, mereka cenderung memproduksi konten yang tidak mengganggu kepentingan pengiklan. Sebagai contoh, media jarang mengkritik perusahaan besar yang menjadi sumber utama pendapatan iklan mereka.
3. Ketergantungan pada Sumber Resmi
Jurnalis sering kali bergantung pada sumber resmi seperti pemerintah atau perusahaan besar untuk mendapatkan informasi. Ketergantungan ini menciptakan bias, karena media jarang menantang narasi resmi demi menjaga akses mereka.
4. Flak (Kritik Organisasi)
Jika media menyajikan informasi yang bertentangan dengan kepentingan elite, mereka dapat menghadapi tekanan berupa kritik keras, kampanye negatif, hingga ancaman hukum. Tekanan semacam ini membuat media enggan melawan arus.
5. Ideologi atau Musuh Bersama
Pada era Perang Dingin, anti-komunisme menjadi kerangka narasi utama. Hari ini, ancaman seperti terorisme atau propaganda anti-imigrasi sering digunakan untuk membenarkan kebijakan tertentu dan membentuk opini publik.
Studi Kasus: Manipulasi Informasi dalam Konflik Dunia
Buku ini juga memberikan contoh nyata bagaimana propaganda media bekerja. Salah satunya adalah liputan Perang Vietnam. Media Amerika menggambarkan perang ini sebagai upaya untuk mempertahankan demokrasi melawan komunisme, meskipun ada bukti kuat bahwa banyak pelanggaran hak asasi manusia dilakukan oleh pihak AS. Laporan dari The New York Times Archives menunjukkan bahwa hingga 1970-an, sebagian besar berita tentang Perang Vietnam tidak menampilkan pandangan kritis terhadap kebijakan luar negeri AS.
Studi lain melibatkan peliputan konflik di negara-negara seperti Nikaragua dan El Salvador. Chomsky dan Herman menunjukkan bahwa pelanggaran hak asasi manusia oleh sekutu AS sering diabaikan, sementara tindakan serupa oleh negara-negara yang dianggap musuh AS mendapatkan perhatian besar.