Tren Wisata Alam dan Relaksasi di 2025: Cari Ketenangan di Tengah Hingar Dunia

Seseorang Menikmati JOMO, Retret Meditasi di Ubud Bali
Sumber :
  • Image Creator bing/Handoko

Jakarta, WISATA – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern yang kian padat, wisata alam kembali menjadi primadona bagi masyarakat Indonesia. Pegunungan yang hijau, pantai yang memesona, hingga dataran tinggi yang sejuk, terus memikat hati para pelancong yang haus akan keindahan dan ketenangan. Tak hanya itu, ada prediksi menarik yang mulai mencuri perhatian: “wisata tidur”—sebuah konsep liburan yang fokus pada relaksasi dan kualitas istirahat—diproyeksikan menjadi tren besar di tahun 2025. Meski belum banyak dibahas secara spesifik pada hari ini, benih-benih tren ini sudah mulai terlihat. Apa yang membuat wisata alam dan relaksasi begitu digandrungi, dan bagaimana masa depannya di tahun ini?

Self-Love: Cara Mencintai Diri Sendiri untuk Hidup Lebih Bahagia

Wisata Alam: Pelarian dari Rutinitas

Tak ada yang bisa menyangkal pesona alam Indonesia. Dari Sabang hingga Merauke, kekayaan alam negeri ini menawarkan segalanya—mulai dari ombak yang bergulung di Pantai Parangtritis, Yogyakarta, hingga kabut pagi yang menyelimuti Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah. Berdasarkan berbagai sumber, wisata alam seperti pegunungan, pantai, dan dataran tinggi tetap menjadi favorit utama wisatawan domestik hingga awal Maret 2025 ini.

Al-Ghazali: "Rasionalitas yang Tidak Disertai Keimanan adalah Kekosongan; Keimanan Tanpa Akal, Hanyalah Kedangkalan"

Salah satu alasan utama adalah kebutuhan akan pelarian. Di era digital yang serba cepat, banyak orang merasa jenuh dengan layar gadget dan ritme kota yang tak pernah berhenti. Pegunungan seperti Gunung Bromo di Jawa Timur atau Gunung Rinjani di Lombok jadi tempat ideal untuk “memutus hubungan” dari dunia luar. Begitu pula dengan pantai-pantai seperti Pantai Kuta di Bali atau Pantai Tanjung Bira di Sulawesi Selatan, yang menawarkan kombinasi sempurna antara keindahan visual dan suara alam yang menenangkan.

Seorang wisatawan asal Bandung, Dita Pramesti (27), mengaku sering mendaki ke Gunung Papandayan di Garut untuk mencari ketenangan. “Lihat pemandangan dari atas, dengar suara angin, rasanya semua beban hilang. Nggak perlu jauh-jauh, dekat kota pun alamnya luar biasa,” katanya. Kisah Dita mencerminkan apa yang dirasakan banyak orang: alam adalah obat mujarab untuk jiwa yang lelah.

3 Pantai Mempesona di Trenggalek: Destinasi Wisata Alam yang Wajib Dikunjungi

Destinasi Alam yang Sedang Naik Daun

Pada awal 2025, beberapa destinasi wisata alam mencatat peningkatan popularitas. Di Jawa, Ranu Regulo di Lumajang menjadi sorotan berkat danau kecilnya yang dikelilingi hutan pinus—sempurna untuk berkemah atau sekadar menikmati sunrise. Di Sumatera, Bukit Lawang di Sumatera Utara makin ramai oleh wisatawan yang ingin melihat orangutan liar sekaligus trekking di hutan tropis. Sementara itu, Wakatobi di Sulawesi Tenggara tetap jadi magnet bagi pecinta laut dengan terumbu karangnya yang masih alami.

Halaman Selanjutnya
img_title