Tren Wisata Alam dan Relaksasi di 2025: Cari Ketenangan di Tengah Hingar Dunia
- Image Creator bing/Handoko
Seorang pelancong asal Jakarta, Arief Nugroho (35), mengaku mulai beralih ke wisata relaksasi setelah bertahun-tahun sibuk dengan perjalanan penuh aktivitas. “Dulu suka naik gunung atau road trip jauh. Sekarang lebih suka cari tempat yang tenang, tidur nyenyak, bangun lihat pemandangan bagus. Rasanya lebih segar,” katanya.
Masa Depan Wisata Alam dan Relaksasi
Ke depan, tren ini diperkirakan akan semakin kuat di 2025. Dengan kesadaran akan kesehatan mental yang terus tumbuh, wisatawan akan lebih selektif memilih destinasi yang menawarkan kedamaian. Pemerintah dan pelaku industri punya peran besar untuk mendukungnya—mulai dari menjaga kelestarian alam hingga mempromosikan konsep baru seperti wisata tidur.
Di tengah Ramadan, momentum ini bisa dimanfaatkan untuk mengenalkan destinasi yang cocok untuk refleksi, seperti masjid di tengah alam atau spot ngabuburit dengan pemandangan indah. Bayangkan berbuka puasa di tepi Pantai Pink di Lombok atau di kaki Gunung Gede—kombinasi sempurna antara spiritualitas dan relaksasi.
Tips untuk Wisata Alam dan Relaksasi
Bagi Anda yang tertarik mencoba, berikut beberapa saran:
1. Pilih Destinasi Sesuai Kebutuhan: Aktif atau santai, sesuaikan dengan mood Anda.