Ryan Holiday dan Revolusi Filsafat Stoik Abad 21

Karya Ryan Holiday Seorang Penulis dan Pemikir Modern
Sumber :
  • Cuplikan Layar

Jakarta, WISATA – Di tengah kerusuhan mental, budaya serba cepat, dan tekanan digital yang kian menggila, muncul satu nama yang secara diam-diam merevolusi cara berpikir generasi modern: Ryan Holiday. Ia bukan profesor filsafat atau agamawan, melainkan penulis dan pemikir kontemporer yang berhasil menghidupkan kembali satu warisan kuno yang nyaris terlupakan—filsafat Stoik.

Jika Anda Hanya Baca 1 Filsuf Stoik Tahun Ini, Bacalah Chrysippus

Melalui buku-buku seperti The Obstacle is the Way, Ego is the Enemy, Stillness is the Key, dan Discipline is Destiny, Holiday tak hanya mengenalkan ulang Stoikisme, tapi juga mentransformasikannya menjadi gaya hidup yang relevan, praktis, dan membumi di abad 21.

Menghidupkan Warisan Marcus Aurelius dan Epictetus

Spiritualitas ala Stoik: Jalan Sunyi Menemukan Diri Sendiri

Apa yang dilakukan Ryan Holiday di dunia literasi dan pengembangan diri bisa dibandingkan dengan seorang penerjemah spiritual zaman modern. Ia menyaring kebijaksanaan Marcus Aurelius, Seneca, dan Epictetus—tiga pilar utama filsafat Stoik—ke dalam bahasa yang dimengerti generasi TikTok dan Instagram.

Holiday tidak menawarkan dogma, tapi alat berpikir. Ia tidak memaksa, melainkan mengajak. Dalam setiap tulisannya, Stoikisme disajikan sebagai sistem nilai yang kuat namun lentur, siap menavigasi tantangan eksistensial masa kini: dari stres kerja, krisis identitas, hingga kecemasan sosial.

Jules Evans: Filsuf yang Mendekatkan Stoikisme ke Masyarakat Modern

Mengapa Stoikisme Relevan di Abad 21?

Stoikisme mungkin berasal dari 2000 tahun lalu, tapi masalah yang dihadapi manusia tetap sama: takut gagal, haus pengakuan, susah mengendalikan emosi, dan gelisah menghadapi masa depan. Di sinilah peran Ryan Holiday begitu krusial—ia menjembatani masa lalu dan masa kini.

Halaman Selanjutnya
img_title