Zeno: “Hidup Bukan Tentang Apa yang Terjadi Padamu, Tetapi Bagaimana Kamu Meresponsnya”
- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA — Ketika hidup berjalan tidak sesuai harapan, ketika rencana gagal dan tekanan datang bertubi-tubi, bagaimana kita menanggapinya sering kali lebih penting daripada apa yang sebenarnya terjadi. Kalimat dari Zeno dari Citium, filsuf Yunani Kuno dan pendiri Stoicisme, “Hidup bukan tentang apa yang terjadi padamu, tetapi bagaimana kamu meresponsnya,” menjadi kalimat yang menyentuh dan relevan dalam lanskap kehidupan modern yang penuh ketidakpastian.
Bukan tanpa sebab kutipan ini terus digaungkan dalam berbagai forum kepemimpinan, pengembangan diri, bahkan psikologi positif modern. Zeno menekankan bahwa kendali sejati ada pada respons, bukan pada kejadian eksternal.
Mengenal Zeno dari Citium dan Inti Pemikirannya
Zeno lahir di Citium, Siprus, sekitar tahun 334 SM. Setelah mengalami kecelakaan kapal yang membuat seluruh hartanya hilang, ia justru menemukan jalan hidup baru: filsafat. Ia belajar dari berbagai filsuf dan akhirnya merumuskan sendiri ajaran yang kemudian dikenal sebagai Stoicisme, dinamai dari tempat pengajarannya: Stoa Poikile (beranda yang dilukis) di Athena.
Ajarannya berfokus pada hidup selaras dengan alam, kebajikan sebagai tujuan hidup, dan pengendalian diri terhadap emosi serta respons pribadi atas peristiwa yang terjadi.
Makna Mendalam di Balik Kutipan Zeno
Kutipan “Hidup bukan tentang apa yang terjadi padamu, tetapi bagaimana kamu meresponsnya” adalah inti dari Stoicisme. Dunia luar, nasib, cuaca, ekonomi, bahkan orang lain, adalah faktor yang berada di luar kendali kita. Tapi cara kita menyikapi—pikiran, sikap batin, dan reaksi—sepenuhnya ada dalam kuasa kita sendiri.