Albert Camus: “Kebutuhan untuk Selalu Benar adalah Tanda Pikiran yang Dangkal”
- Cuplikan layar
Kebutuhan untuk Benar dan Ketakutan untuk Salah
Mengapa banyak orang begitu takut terlihat salah? Jawabannya terletak pada ego. Di banyak budaya, termasuk Indonesia, mengakui kesalahan sering kali dianggap sebagai kelemahan. Sejak kecil kita diajarkan bahwa salah itu buruk, dan benar itu baik — tanpa ruang untuk memahami bahwa belajar dan salah adalah dua hal yang tak terpisahkan.
Kebutuhan untuk selalu benar bisa jadi muncul dari rasa takut akan harga diri yang runtuh. Namun Camus mengingatkan, justru orang yang kuat secara intelektual dan emosional adalah mereka yang mampu mengakui bahwa mereka tidak selalu benar.
Berpikir Kritis Bukan Berarti Harus Selalu Menang
Albert Camus tidak mengatakan bahwa kita harus pasif atau selalu mengalah. Ia menekankan bahwa berpikir kritis sejati bukan tentang memenangkan perdebatan, tetapi tentang mencari pemahaman yang lebih dalam.
Seorang pemikir sejati tidak takut berbeda pendapat. Ia juga tidak takut mengubah pendapatnya jika ternyata salah. Pikiran yang bijak terbuka pada kemungkinan lain, pada bukti baru, dan pada cara pandang yang berbeda.
Berbeda dengan pikiran “vulgar” yang dibicarakan Camus — yang keras kepala, sempit, dan hanya ingin satu hal: membuktikan diri sendiri benar, apapun caranya.